Daftar Isi:
  • Kota Labuan Bajo merupakan destinasi wisata bertaraf internasional, namun belum memiliki sarana jalan yang memadai seperti halnya yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrayani (Kompas, 2017). Begitu pula jalan Pantai Utara Flores yang merupakan jalan akses Bandara Komodo Labuan Bajo saat itu berupa bukit dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) terendah 12,18 % (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X). Menurut Nurahmi dan Gde Kartika (2012) dan Aryangga dan Gde Kartika (2013), perkerasan lentur dan kaku telah umum digunakan sebagai perkerasan jalan. Selain perkerasan lentur dan kaku juga terdapat perkerasan paving blok yang bisa digunakan sebagai perkerasan alternatif karena menurut Direktorat Jendral Bina Marga (1988) paving blok bisa digunakan untuk jalan dengan lalu lintas berat dan lalu lintas ringan. Metode Analisa Komponen Bina Marga (1987) dipakai untuk menghitung struktur perkerasan lentur (flexible pavemant). Metode AASHTO (1981) dipakai untuk menghitung struktur perkerasan kaku (rigid pavemant). Sedangkan Metode Direktorat Jenderal Bina Marga (1988) dipakai untuk menghitung struktur paving blok (concrete blok pavement). Kondisi Jalan Pantai Utara Flores memiliki daya dukung tanah yang relatif tinggi dengan California Bearing Ratio (CBR) terendah 12,18% (Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X), selain itu dari hasil analisa didapat persen kendaraan berat 8,249% < 30% sehingga lalu lintasnya tergolong rendah, kemudian intensitas curah hujan 426 mm dalam 47 hari < 900 mm/th maka intensitas curah hujan tergolong rendah, maka semua perkerasan baik itu perkerasan lentur, kaku dan paving blok bisa digunakan sebagai alternatif perkerasan jalan. Namun dengan memperhatikan keuntungannya yang paling menonjol diantara perkerasan yang lain yakni permukaannya yang lebih halus sehingga memberikan rasa nyaman saat berkendara, maka perkerasan lentur lebih cocok digunakan pada jalan Pantai Utara Flores. Sedangkan berdasarkan rekapitulasi hasil analisa didapat biaya struktur perkerasan lentur senilai Rp. 28.793.604.705,600, biaya struktur perkerasan kaku senilai Rp. 34.218.430.585,828 dan biaya struktur perkerasan paving blok senilai Rp. 17.410.645.080,000 sehingga dapat diketahui bahwa perkerasan paving blok lebih hemat, namun struktur perkerasan paving blok memiliki kenyamanan berkendara yang sangat tidak nyaman selain itu struktur perkerasan paving blok tidak bisa dilewati kendaraan dengan kecepatan yang tinggi sehingga struktur perkerasan paving blok lebih cocok untuk mengendalikan kecepatan alat transportasi seperti pada jalan kota dengan lalu lintas padat dan jalan area hunian. Kata kunci : biaya struktur, struktur perkerasan lentur, struktur perkerasan kaku, struktur perkerasan paving blok