Daftar Isi:
  • Penggunaan listrik dalam kapasitas besar terkadang menghadapi berbagai macam permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi yaitu harmonisa listrik. Fenomena ini banyak ditemui di jaringan listrik, seperti pada sistem distribusi. Gedung D RSI Sultan Agung Semarang mengoperasikan berbagai macam peralatan elektronik untuk aktifitas medis. Oleh karena bermacam-macam peralatan elektronik yang ada, tentunya akan menghasilkan beban listrik yang bersifat non linier. Beban yang bersifat non linier, dapat menimbulkan gelombang harmonisa. Tingginya tingkat kandungan harmonisa yang terdapat pada sistem tenaga listrik, dapat menyebabakan kualitas daya sistem menjadi lebih buruk. Distorsi tampilan gelombang arus dan tegangan yang ditimbulkan akan menjadi potensi gangguan yang serius bagi peralatan supply maupun beban listrik yang terhubung secara bersama bila melebihi batas yang ditetapkan. Upaya untuk meminimalisasi harmonisa pada sistem distribusi dapat dilakukan dengan penggunaan filter harmonik. Salah satu jenis filter harmonik adalah filter pasif single tuned. Filter pasif dipilih karena handal, sederhana, dan biayanya relatif rendah (bila direalisasikan), serta dapat digunakan sebagai kompensasi daya reaktif. Perhitungan parameter filter juga mempertimbangkan jumlah daya reaktif yang akan diberikan sebagai kompensasi daya. Pengujian dilakukan dengan kondisi menggunakan nilai THD yang terbesar. Filter dipasang pada orde 5, 7, 11,13, karena pada orde tersebut mengalami tingkat distorsi yang tertinggi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa filter berhasil menurangi nilai THD arus mulai 14,32% menjadi 2,79% pada bus panel SDP, dan dari 14,28% menjadi 2,79% pada bus panel AC. Sehingga memenuhi standar IEEE 519-1992 untuk distorsi akibat harmonik. Kata kunci : beban non linier, harmonisa, filter pasif single tuned