HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 0-60 BULAN DI KELURAHAN KARANGROTO
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Data yang ditunjukkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2018 kejadian stunting diperoleh angka 30.8%. Studi pendahuluan dilakukan di Kelurahan Karangroto didapatkan ada anak yang memiliki nilai z-score dengan indeks tinggi badan berbanding umur (TB/U) -2 SD sebanyak 2 anak berjenis kelamin perempuan dari 14 anak. Salah satu faktor yang berpengaruh pada status gizi anak adalah Indeks massa tubuh (IMT) ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu dengan kejadian stunting pada anak usia 0-60 bulan di Kelurahan Karangroto. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional. Data dikumpulkan dengan melakukan pengukuran berat dan panjang/tinggi badan kemudian dapat ditentukan nilai IMT ibu dan kejadian stunting. Sampel penelitian ini berjumlah 100 ibu beserta anaknya usia 0-60 bulan dengan metode total sampling. Pengolahan data pada SPSS statistics 23 menggunakan uji Sommers’d. Hasil: Analisis univariat untuk indeks massa tubuh (IMT) ditemukan 6 responden (6%) ibu termasuk dalam kategori kurus dan kejadian stunting anak sejumlah 21 responden (21%). Adapun analisis bivariat dengan uji Sommers’d hasil nilai ρ= 0.407 dan koefisien korelasi (r= - 0.085), sehingga Ha ditolak. Simpulan: Antara indeks massa tubuh (IMT) ibu dengan stunting pada anak usia 0-60 bulan di Kelurahan Karangroto tidak ada hubungan yang bermakna. Saran: Ibu bisa lebih memperhatikan untuk rajin memantau perkembangan dan pertumbuhan anak. Pemenuhan gizi yang berkualitas juga perlu diberikan tidak hanya kepada anak, tetapi begitu pula pemenuhan gizi untuk ibu. Kata Kunci : IMT ibu, stunting, dan usia anak 0-60 bulan Daftar Pustaka : 68 (2001-2019)