Daftar Isi:
  • Diare merupakan masalah kesehatan yang sulit ditangani, terutama di negara berkembang. Angka morbiditas dan mortalitas diare di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Penyebaran diare hampir disemua usia namun angka kejadian diare paling tinggi pada usia 1 sampai 4 tahun. Angka kejadian diare meningkat juga berhubungan dengan sarana sanitasi air yang buruk seperti kualitas fisik air bersih, sumber air minum, jamban keluarga, pengelolaan air sampah, pengelolaan air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarana sanitasi air dengan kejadian diare pada balita usia 1 sampai 4 tahun di Puskesmas Kendal 1 di Kabupaten Kendal. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control. Subjek penelitian ini adalah balita yang terkena diare dan tidak diare yang terdiagnosis diare dalam 3 bulan terakhir yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas Kendal 1. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan secara observasi dan wawancara dengan menggunakan chesklist sebanyak 21 butir. Hubungan sarana sanitasi air dengan Kejadian Diare Pada Balita usia 1-4 tahuan dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil analisa hubungan sarana sanitasi air indikator kualitas fisik air bersih dengan kejadian diare (p=0,085), sumber air minum dengan kejadian diare (p=0,001), jamban keluarga dengan kejadian diare (p=0,452), pengelolaan sampah dengan kejadian diare (p=0,452), pengelolaan air limbah dengan kejadian diare (p=0,044) pada balita. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sarana sanitasi air indikator sumber air minum dan pengelolaan air limbah dengan kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kendal 1. Kata Kunci : Air Limbah, Air Minum, Diare, Jamban, Limbah, Sanitasi