Daftar Isi:
  • Latar belakang : Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pertemuan sel telur dan sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat bertahan hidup di luar kandungan. Masalah yang sering dihadapi pasien pasca abortus adalah dampak psikis yaitu mengalami proses tahap kehilangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tahap kehilangan pasien pasca abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 31 sampel. Dan uji analisis data menggunakan uji gamma. Hasil : Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 31 responden penelitian, sebagian besar memiliki karakteristik umur tidak beresiko sebanyak 64,5%, dengan karakterisktik usia kehamilan 51,5% pada usia kehamilan memasuki 9-12 minggu. karakteristik gravida responden tertinggi pada multigravida dengan presentase 64,5%, dengan tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMA-PT 67,7%, hasil penelitian juga menunjukkan 54,8% responden dengan dukungan keluarga baik, 41,9% dengan dukungan keluarga sedang dan 3,2% dengan dukungan keluarga kurang. Sebanyak 48,4% responden pada tahap kehilangan acceptence, 41,9% pada tahap depression dan 9,7% pada tahap bargaining. Simpulan : Ada hubungan dukungan keluarga dengan tahap kehilangan pasien pasca abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (p value < 0,05). Kata kunci : Abortus , Tahap kehilangan, Dukungan keluarga