Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Kesehatan merupakan keadaan sehat baik secara spiritual, fisik, mental maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Stigma keluarga adalah orang lain atau masyarakat memiliki persepsi negatif, sikap, emosi dan penghindaran masyarakat ke keluarga akibat ketidakbiasaan keluarga (memiliki anggota keluarga yang sakit) sehingga menimbulkan konsekuensi emosional, sosial, dan interpersonal yang dapat menurunkan kualitas hidup keluarga. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stigma keluarga terhadap kekambuhan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa daerah dr. Amino gondohutomo provinsi jawa tengah. Metode : Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota pasien gangguan jiwa di RSJD dr. Amino gondohutomo provinsi jawa tengah sejumlah 80 responden. Hasil : hasil penelitian didapatkan stigma cukup baik sejumlah 71 (88,8%), dan stigma baik sejumlah 7 (2,5%). Sedangkan kekambuhan terbanyak dengan 1 kali kambuh berjumlah 31 (38,8%) dan kekambuhan terkecil dengan lebih dari 2 kali kambuh. Uji statistik dengan Spearman didapatkan ada hubungan antara stigma keluarga dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa di RSJD dr. Amino gondohutomo provinsi jawa tengah dengan (p value=0,001) Kesimpulan : stigma keluarga terhadap kekambuhan pasien gangguan jiwa sehingga perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi gangguan jiwa di masyarakat untuk meminimalkan stigma keluarga yang masih cukup tinggi. Kata kunci : stigma keluarga, kekambuhan pasien gangguan jiwa