Daftar Isi:
  • Metode kontrasepsi yang berfokus pada wanita belum mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk sehingga peran aktif pria sebagai akseptor alat kontrasepsi sangat diperlukan. Namun, metode kontrasepsi pria masih terbatas sehingga diarahkan pada tanaman herbal yang mengandung zat aktif antifertilitas. Buah takokak memiliki khasiat sebagai antifertilitas melalui senyawa solasodin dan flavonoid untuk menurunkan kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah takokak (Solanum torvum Sw.) terhadap morfologi dan motilitas spermatozoa. Penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group menggunakan 24 ekor tikus (Rattus norvegicus) dibagi menjadi 5 kelompok secara acak. KI (tanpa perlakuan), KII (ekstrak buah takokak dosis 250 mg/KgBB), KIII (ekstrak buah takokak dosis 500 mg/KgBB), dan KIV (ekstrak buah takokak dosis 1000 mg/KgBB) diberikan selama 30 hari. Rerata persentase motilitas dan morfologi diuji dengan One Way ANOVA kemudian uji post hoc. Hasil analisis One Way ANOVA motilitas spermatozoa terdapat perbedaan bermakna di antara 4 kelompok (p=0,002). Hasil analisis Post Hoc menunjukan perbedaan signifikan KI dengan KII, KIII, KIV (p=0,367; 0,002; 0,000) dan KII dengan KIV (p=0,047). Namun tidak terdapat perbedaan bermakna KII-KIII (p=0,189) dan KIII-KIV (p=0,459). Hasil rerata morfologi normal spermatozoa yaitu KI (23,66), KII (21,92), KIII (22,67), dan KIV (23,67). Hasil uji One Way ANOVA diperoleh nilai p = 0,088 (p>0,05) yang menunjukan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok morfologi spermatozoa. Pemberian ekstrak buah takokak berpengaruh terhadap penurunan motilitas spermatozoa secara bermakna namun tidak menunjukan perbedaan signifikan terhadap morfologi spermatozoa. Kata Kunci : Ekstrak buah takokak, morfologi spermatozoa, motilitas spermatozoa, solasodine, flavonoid