Daftar Isi:
  • Kawasan Jatingaleh Semarang merupakan kawasan Semarang selatan, jalan Setia Budi sampai jalan Teuku Umar merupakan jalur utama yang menghubungkan Semerang kota, Banyumanik, Tembalang dan kawasan Semarang selatan, pada jam puncak jalan utama jalan Setia Budi sampai dengan jalan Teuku Umar sering mengalami kepadatan lalu lintas dan kemacetan, dengan pertumbuhan penduduk tiap tahun yang meningkat dan aktifitas di sekitar kawasan Jatingaleh yang ramai, pasar perkantoran sekolah kondisi ini memaksa pemerintah kota Semarang untuk membangun Underpass Jatingaleh, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan lalu lintas di kawasan Jatingaleh. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan survei lalu lintas (traffic counting) dan hambatan samping, data sekunder yang digunakan yaitu gambar DED (Detail Engineering Design) Underpass Jatingaleh, untuk mengevaluasi setiap ruas jalan di kawasan Jatingaleh Semarang. Hasil penelitian menujukan pada jalur luar segmen 4, segmen 5 dan segmen 6 memiliki nilai derajat kejenuhan (DS) yang tinggi, derajat kejenuhan tertinggi pada Jl. Teuku Umar segmen 5 jalur kiri luar jam puncak pagi dengan nilai derajat kejenuhan (DS) 1,13 sehingga jalur luar belum maksimal melayani arus lalu lintas. Metode simpang yang digunakan simpang tak bersinyal dengan nilai tundaan (D) simpang terbesar yaitu simpang Kesatrian sebesar 8,64 detik/smp dengan nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,65, geometrik u-turn sudah sesuai dengan standar peraturan yang berlaku. Kata kunci : evaluasi, underpass, derajat kejenuhan, tundaan dan geometrik