Daftar Isi:
  • Selama ini yang menjadi titik lemah dalam pendidikan agama Islam itu terletak pada proses pembelajaran yang terpaut dengan alokasi waktu yang sedikit. Apalagi realitas yang dihadapi peserta didik, sehari dalam kegiatan belajar mengajar itu bisa lima matapelajaran yang berbeda, bahkan lebih.Sedangkan alokasi waktu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ada di MA Fathul Huda hanya 2 x 45 menit dalam tiap minggu. Adapaun materi sejarah kebudayaan Islam merupakan materi yang lebih mengandalkan ingatan, dan kisah-kisah yangada di dalamnya itu saling terkait satu sama lain. Dengan alokasi waktu yang dirasa cukup untuk menyampekan sebuah submateri pelajaran kerap kali menimbulkan masalah dalam proses belajar apalagi didukung dengan kondisi siswa yang ramai, sehingga tidak memungkinkan terciptanya tansfer dari guru ke peserta didik dengan baik, ini tentunya menjadi beban tersendiri yang dihadapi peserta didik dalam mengingat dan memahami materi sejarah tersebut, apalagi dalam satu kelas kapasitas indvidu dan daya ingat peserta didik itu berbeda-beda. Maka dari itu, dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru diharapkan mampu memilih metode, sumber belajar, media, maupun teknik untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan berbagai metode ataupun teknik, diharapkan peserta didik mampu memahami pelajaran dengan baik dan aktif dalam proses pembelajaran.Salah satu metode pembelajaran untuk menjaga ingatan yang sudah dijelaskan oleh Imam az-zarnuji dalam dalam buku Ta’lim bahwasanya : “Tidak boleh tidak, pelajar harus kontinyu sanggup mengulangi pelajaran yang telah lewat, hal itu dilakukan pada awal waktu malam dan akhir waktu malam yaitu antara waktu isya’ dan sahur, sebab saat – saat tersebut diberkati”.(Jufri, 2009:43) Pemilihan metode muroja’ah ini, diharapkan guru bisa merangsang perhatian peserta didik, melatih daya ingatan peseta didik yang terdiri atas daya mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan dan mengingat. Metode ini digunakan untuk menarik perhatian dan melatih daya ingatan peserta didik mengenai materi yang lampau dan yang nantinya akan diajarkan agar kesinambungan materi terjalin sehingga pemahaman peserta didik yang masih samar akan menjadi jelas.