Daftar Isi:
  • Daun seledri dapat digunakan sebagai alternatif hepatoprotektor karena mengandung flavonoid yang berefek antioksidan. Paracetamol merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus daun seledri terhadap kadar SGOT pada tikus yang diinduksi paracetamol. Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design ini menggunakan tikus putih jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok secara random. K-I kelompok tikus kontrol tanpa pemberian jus daun seledri, K-II kelompok yang diberi jus daun seledri dosis 0,009g/200gBB, K-III kelompok tikus yang diberi jus daun seledri dosis 0,018g/200gBB dan K-IV kelompok tikus yang diberi jus daun seledri dosis 0,036g/200gBB selama 13 hari. Kelompok K-I, K-III, K-IV, K-V diinduksi paracetamol dosis toksik pada hari ke-14. Pemeriksaan rerata kadar SGOT pada hari ke-16 dilakukan meggunakan spektrofotometer. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan uji post hoc LSD. Rerata kadar SGOT pada kelompok K-I, K-II, K-III, K-IV secara berurutan: 133,38 ± 75,83 IU/L; 99,91 ± 11,40 IU/L; 89,10 ± 16,47 IU/L; 91,14 ± 23,10 IU/L. Uji Pos-Hoc LSD menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kelompok K-I dengan K-III dan K-IV (p<0,05), K-II dan K-III (p<0,05). Akan tetapi pada kelompok KI dan K-II, K-II dan K-IV, serta K-III dan K-IV tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa jus daun seledri berpengaruh menurunkan kadar SGOT pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi paracetamol. Kata kunci : Jus, Seledri, Apium graveolens L., Paracetamol, SGOT.