Daftar Isi:
  • Boraks yang dikonsumsi secara terus menerus dan berlebih dapat memicu pembentukan ROS. Hal ini disebabkan karena boraks dapat menurunkan kadar prekusor koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan flavin dinukleotida (FAD) yang berperan dalam respirasi sel serta menginduksi enzim siklooksigenase-2 yang dapat menyebabkan inflamasi. Karena berkurangnya ATP yang disebabkan penurunan respirasi sel dan proses inflamasi maka menimbulkan stress oksidatif yang menyebabkan kerusakan sel spermatozoa yang akan berdampak pada infertilitas. Ekstrak teh hijau memiliki kandungan polifenol yang memilki efek antioksidan yang dapat memperbaiki kerusakan akibat stress oksidatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek pemeberian ektrak teh hijau (Camellia Sinensis) terhadap viabilitas spermatozoa mencit jantan strain Balb/C yang dipapar boraks. Penelitian eksperimental dengan desain post test only control group menggunakan 30 ekor mencit jantan strain Balb/C dibagi lima kelompok secara acak. Kelompok K(-) hanya diberi pakan dan minum standart sedangkan kelompok K(+), P1, P2, P3 diberikan boraks 10 mg. Pada K(+) kontrol tanpa pemberian ekstrak teh hijau. Kelompok P1, P2, P3 diberi ekstrak teh hijau 20 mg, 40 mg dan 60 mg selama 35 hari. Viabilitas spermatozoa dilakukan perhitungan secara langsung sesuai kriteria WHO (2010). Viabilitas spermatozoa dianalisis dengan uji Saphiro Wilk dan One Way Anova. Viabilitas spermatozoa pada K(-), K(+), P1, P2 dan P3 masing-masing sebagai berikut: 78,67±6,890; 61,40±11,546; 60,33±7,866; 77,67±9,092 dan 72,00± 9,675 (p=0,003). P2 menunjukkan dosis efektif ekstrak teh hijau pada viabilitas spermatozoa mencit jantan strain Balb/C yang dipapar boraks pada penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak teh hijau dapat meningkatkan presentase viabilitas spermatozoa mencit jantan strain Balb/C yang dipapar boraks. Kata kunci : Teh Hijau (Camellia Sinensis), Viabilitas Spermatozoa, Boraks