Daftar Isi:
  • Boraks dapat menyebabkan stress oksidatif dengan memproduksi radikal bebas berupa superoksida dan hidrogen peroksida yang akan merusak DNA. Selain dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, ROS juga dapat mengganggu proses spermatogenesis. Kerusakan DNA spermatozoa akibat stress oksidatif ditandai dengan deteksi 8-hidroksi-2-deoksiguanosin (8-OhdG) yang berperan sebagai penanda biologi pada DNA yang rusak. Konsumsi antioksidan dapat memperlambat atau menghambat oksidasi dengan cara penangkapan radikal bebas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak teh hijau terhadap morfologi spermatozoa mencit yang dipapar boraks. Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design ini menggunakan 30 ekor mencit jantan strain Balb/C dibagi lima kelompok secara acak. Kelompok 1: kontrol (-), Kelompok 2,3,4,5 diberikan Boraks 10 mg selama 35 hari, Kelompok 2: kontrol (+) tanpa pemberian ekstrak teh hijau, dan kelompok 2, 3, 4 diberi ekstrak teh hijau dengan dosis 20, 40, dan 60 mg/ml pada hari ke 21-35. Pada perhitungan morfologi spermatozoa dilakukan per 100 spermatozoa. Morfologi spermatozoa dianalisis dengan uji Saphiro Wilk dan One Way Anova. Rerata morfologi spermatozoa pada kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5 masing-masing sebagai berikut: 95; 60,8; 71,5; 89,5; 86,5 (p=0,000). Kelompok P1 (pemberian ekstrak teh hijau dengan dosis 20 mg/ekor) sudah menunjukan efektifitas dalam meningkatkan morfologi spermatozoa. Kesimpulan pemberian ekstrak teh hijau berpengaruh terhadap morfologi spermatozoa mencit jantan strain Balb/C yang dipapar Boraks. Kata kunci : Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.), Morfologi Spermatozoa, Boraks