PERBEDAAN KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DENGAN STATUS PEMBIAYAAN BPJS DAN NON BPJS Studi Observational Analitik terhadap Pasien dengan Diagnosa Demam Tifoid di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Daftar Isi:
- Antibiotik merupakan zat kimia yang bekerja mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, salah satunya Salmonella typhi penyebab demam tifoid. Pemerintah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dimana di dalamnya dirumuskan formularium antibiotik yang ditanggung BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kuantitas penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap dengan diagnosa demam tifoid antara status pembiayaan BPJS dan Non BPJS. Penelitian bersifat observational analitik dengan rancangan studi cross-sectional. Jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 31 sampel, yang terdiri atas 8 pasien BPJS dan 23 pasien Non BPJS. Rekam medis pasien BPJS dan Non BPJS yang terkumpul dievaluasi kuantitas antibiotiknya dengan metode DDD. Data dianalisis menggunakan Independent T-Test. Hasil penelitian menujukkan ada perbedaan signifikan kuantitas penggunaan levofloxacin untuk pasien demam tifoid antara BPJS dan Non BPJS yaitu p=0,01(p<0,05). Antibiotik cefotaxime (p=0,058) dan ceftriaxone (p=0,777) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05), sedangkan antibiotik cefixime tidak dapat dilakukan uji beda. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan kuantitas penggunaan antibiotik levofloxacin pasien rawat inap antara BPJS dan Non BPJS dengan diagnosa demam tifoid di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Kata kunci: Antibiotik, demam tifoid, BPJS, Non BPJS