KAJIAN KEBERHASILAN COMMUNITY BASED TOURISM PADA PENGEMBANGAN DESA WISATA (Studi Kasus: Desa Kepakisan dan Desa Sembungan di Dataran Tinggi Dieng)
Main Author: | Nawaf, Mochammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unissula.ac.id/1092/1/Cover.pdf http://repository.unissula.ac.id/1092/2/Abstrak.pdf http://repository.unissula.ac.id/1092/3/Daftar%20Isi.pdf http://repository.unissula.ac.id/1092/4/Daftar%20Pustaka.pdf http://repository.unissula.ac.id/1092/ |
Daftar Isi:
- Berkembangnya desa wisata menjadi salah satu alat untuk mengentaskan kemiskinan di daerah pedesaan terutama di Provinsi Jawa Tengah. Desa Wisata ini sangat sesuai dengan karateristik masyarakat pedesaan karena memiliki strategi pengembangan community basedtourism yaitu masyarakat dituntut berperan aktif dalam usaha kepariwisataan desa mereka untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Sedangkan desa di Dataran Tinggi Dieng ini memiliki kesamaan budaya, potensi pariwisata dan sosial masyarakatnya. Tetapi hanya beberapa desa wisata saja yang cukup berhasil. Oleh karena itu munculah pertanyaan penelitian “Apa faktor–faktor keberhasilan community based-tourism dalam pengembangan desa wisata di Dataran Tinggi Dieng?” Dari pertanyaan di atas maka terumuskanlah tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi ukuran keberhasilan dari Desa Wisata Kepakisan dan Desa Sembungan. Metode penelitian yang digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif rasionalistik dengan model kualitatif studi kasus. Teknik samplingnya adalah purposive sampling dan mengadopsi snowball sampling. Penelitian ini disimpulkan dengan tergalinya kajian faktor–faktor keberhasilan community based-tourism yaitu adanya keunikan lokasi yang diciptakan oleh masyarakat desa, pelibatan masyarakat luas sebagai pelaku wisata utama, fasilitasi dana bantuan untuk aktivitas yang sudah ada, adanya tokoh penggerak dan kepada stakeholder penting. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua desa memiliki model pariwisata berbasis masyarakat yang berbeda, Desa Sembungan memiliki model dimana pengelolaannya dipegang oleh agen dari luar. Sedangkan masyarakat hanya menjadi objek dalam wisata. Dengan kata lainperan masyarakat berada di bawah manajemen pengelola. Untuk Desa Kepakisan manajemen pengelolaan di sini menjadi komponen terkuat yang mendominasi community based tourism. Hal ini dikarenakan manajemen pengelolaan yang baik secara administratif maupun secara teknis. Karena semua masyarakat sudah terlibat, maka perlibatan masyarakat bisa menjadi komponen yang paling kuat. Kata Kunci: Desa Wisata, Community based-tourism