Daftar Isi:
  • Diabetes melitus kronis mengakibatkan neuropati pada sistem saraf dan angiopati pada sistem pembuluh darah, hal ini dapat memicu terjadinya gangguan seksual. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak etanolik buah parijoto sebagai afrodisiak pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi diabetes mellitus kronis ditinjau dari parameter ICC (Introducing, Climbing, dan Coitus). Penelitian ini menggunakan desain post test only control group design dengan sampel tikus jantan galur wistar usia 3 bulan berat badan 100-200 gram sebanyak 35 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I adalah normal (normal), Kelompok II adalah kontrol negatif diinduksi aloksan 100 mg/kgBB, Kelompok III, IV, dan V diinduksi aloksan 100 mg/kgBB dan ekstrak buah parijoto dengan dosis berturut–turut 100 mg/kgBB; 250 mg/kgBB; 500 mg/kgBB. Ekstrak Etanolik Buah Parijoto diberikan selama 14 hari secara per oral. Analisa data introducing dan climbing menggunakan One Way Anova dilanjutkan Post Hoc. Analisa data coitus menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan Mann Whitney. Rata-rata hasil introducing pada 5 kelompok berturut-turut 12,6±2,3; 5,8±1,3; 8,6±2,1; 8,2±2,2; 12,2±2,3. Rata¬¬-rata hasil climbing sebesar 6,8±1,4; 2,8±0,8; 3,8±1,3; 5,4±2,0; 7,0±2,5. Rata-rata hasil coitus sebesar 1,0±0,0; 0,0±0,0; 0,2±0,4; 0,2±0,4; 0,6±0,5. Analisis data introduction dan coitus menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kontrol negatif dengan dosis 500 mg/Kg BB. Parameter climbing terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kontrol negatif dengan dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/Kg BB. Ekstrak buah parijoto terbukti memiliki efek afrodisiak ditinjau dari parameter ICC. Kata kunci : Diabetes mellitus kronis, Ekstrak Etanolik Buah Parijoto, Afrodisiak, ICC