Daftar Isi:
  • Asma merupakan suatu inflamasi (peradangan) kronik saluran pernafasan yang menyebabkan hiperreaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan dan rasa berat di dada terutama pada malam hari dan umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan. Prevalensi asma meningkat dari 7,3% (2,3 juta orang) di tahun 2001 menjadi 8,2% (24,6 juta) ditahun 2009. Tujuan penelitiaan ini yaitu untuk mengevaluasikan kerasionalan pengobatan asma di Instalasi Rawat Inap Tugurejo Semarang Periode Januari-Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif observasional dengan rancangan analitik yang bersifat retrospektif. Analisis data deskriptif disajikan dalam bentuk tabel atau diagram untuk data profil pasien, data profil terapi penggunaan obat serta kerasionalan pengobatan asma di Intalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Periode Januari-Desember 2017. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 95 sampel. Jumlah sampel perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan persentase sebesar 61,05 % (58 pasien) dan rentang umur paling banyak 18-65 tahun dengan persentase 82,95% (78pasien). Pengobatan asma yang paling banyak digunakan di Instalasi Rawat Inap tugurejo semarang periode Januari - Desember 2017 adalah combivent 75,79% (72 pasien) dan pulmicort respules 86,31% ( pasien 82). Kesimpulan penelitian adalah kerasionalan pengobatan asma yang di Rawat Inap Tugurejo Semarang periode Januari - Desember 2017 yang dikatakan rasional sebanyak 73,63% sedangkan tidak rasional 27,37%. Kata kunci : Asma, Kerasionalan pengobatan