Aedes sp, si Nyamuk Kosmopolitan

Main Author: Salim, Milana; Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Format: application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Baturaja , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/spirakel/article/view/6113
Daftar Isi:
  • Salah satu fakta yang ditemukan di alam adalah bahwa hewan dan tumbuhan yang berbeda akan hidup di daerah yang berbeda pula. Demikian pula dengan nyamuk, tadinya penyebarannya hanya terbatas pada daerah geografi tertentu (endemisme). Namun aktivitas manusia sangat berperan terhadap meluasnya penyebaran spesies-spesies tertentu. Hingga keberadaan spesies tersebut terdapat di berbagai belahan dunia atau sering diistilahkan sebagai kosmopolitan. Aedes adalah genus nyamuk yang awalnya ditemukan di daerah tropis, tapi telah menyebar hingga ke semua benua kecuali Antartika. Genus ini dinamai oleh Johann Wilhelm Meigen pada tahun 1818. Berasal dari bahasa Yunani, kata Aedes berarti "tidak menyenangkan" atau "najis". Disebut demikian dikarenakan banyaknya penyakit yang ditransmisikan lewat nyamuk ini, seperti demam berdarah dan demam kuning.1 Aedes aegypti berasal dari Afrika dan Aedes albopictus dari Asia Tenggara.2 Keduanya mendapat keuntungan dari perkembangan perdagangan yang tersebar di seluruh daerah tropis dari daerah asal mereka. Hingga kini vector Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebar luas di dunia, mencakup lebih dari dua pertiga luas dunia.