Analisis prediksi kebangkrutan pada perusahaan sub sektor transportasi yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia 2008-2013: pendekatan Metode Z-Score Altman dan Springate
| Main Author: | Siswanti, Liyana |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2014
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.widyamandala.ac.id/737/7/ABSTRAK.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/2/BAB%20I.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/5/BAB%20II.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/1/BAB%20III.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/4/BAB%20IV.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/6/BAB%20V.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/3/LAMPIRAN.pdf http://repository.widyamandala.ac.id/737/ |
Daftar Isi:
- Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Potensi kebangkrutan dapat diprediksi dengan melakukan perhitungan Z-Score. Penelitian yang dilakukan adalah tentang prediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Model Altman dan Model Springate. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI berdasarkan metode z-score model Altman dan model Springate periode 2008-2013 dan menguji tingkat signifikansi perbedaan atas nilai hasil prediksi kedua model dengan 9 perusahaan sebagai sampelnya. Teknik analisis data penelitian ini adalah dengan menerapkan prediksi kebangkrutan dengan Model Altman dan model Springate pada sampel dan kemudian menggunakan uji beda Paired Sample t-Test untuk menguji terhadap perbedaan hasil prediksi kebangkrutan dari penerapan model yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Pengujian statistik paired sample t-test antara hasil Z-Score dengan Model Altman dan hasil Z-Score dengan Model Springate menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil analisis kebangkrutan dengan Model Altman dan Model Springate pada perusahaan-perusahaan di sub sektor transportasi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan penggunaan rasio keuangan dan kriteria kebangkrutan yang dimiliki oleh masing-masing model.