APHRODISIAC EFFECTIVENESS TEST ETHANOL EXTRACT ALBEDO (MESOCARP) WATER MELON (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsumura & Nakai) ON Mice (Mus musculus)

Main Authors: Gunawan, Muhammad, Saputri, Muharni, Sari, Suci Indah
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien , 2020
Online Access: https://www.journal-jps.com/index.php/jps/article/view/43
https://www.journal-jps.com/index.php/jps/article/view/43/31
Daftar Isi:
  • Sexual dysfunction is a condition where sexual intercourse is difficult. Sexual dysfunction includes erectile dysfunction, impotence, premature ejaculation and disorders of desire (libido). One of the ways to overcome sexual disorders is by using aphrodisiac. Aphrodisiac is a kind of stimulating substance that can increase sex drive. One of the fruits that has an aphrodisiac effect is watermelon, precisely on the white layer on the skin that contains citrulline. This study aims to determine the aphrodisiac potential and the number of effective doses of watermelon albedo (mesocarp) ethanol extract (WAEE) against mice using ICC (Introducing, Climbing and Coitus). This research is an experimental study using 30 mice and divided into 5 groups. Group I (negative control) CMC 0.5%; group II (positive control) Pasak Bumi herbal medicine; group III; IV; V WAEE at a dose of 7; 13; and 27 g / kgBB. The mice were given orally and the ICC intensity was calculated. ICC intensity was statistically analyzed using the One Way ANOVA method and Duncan's Post-Hoc test using SPSS 24.0. The results of the ICC intensity statistical test between the Pasak Bumi herbal medicine and EEAS groups showed no significant difference with a value of α> 0.05. From the results of the study it can be concluded that EEAS has the potential as an aphrodisiac in mice with the most effective dose of 13 g / kgBW.
  • Disfungsi seksual merupakan suatu keadaan yang mengalami kesulitan dalam berhubungan seksual. Disfungsi seksual meliputi disfungsi ereksi, impotensi, ejakulasi dini dan gangguan hasrat (libido). Pengatasan gangguan seksual salah satunya dengan menggunakan afrodisiaka. Afrodisiaka merupakan semacam zat perangsang yang dapat meningkatkan gairah seks. Salah satu buah yang memiliki efek afrodisiaka yaitu buah semangka, tepatnya pada lapisan putih pada kulit yang mengandung sitrulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi afrodisiaka dan jumlah dosis yang efektif dari ekstrak etanol albedo (mesocarp) semangka (EEAS) terhadap mencit dengan menggunakan ICC (Introducing, Climbing and Coitus).  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan 30 ekor mencit dan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I (kontrol negatif) CMC 0,5 %; kelompok II (kontrol positif) jamu pasak bumi; kelompok III; IV;V EEAS dengan dosis 7; 13;  dan 27 g/kgBB. Pemberian pada mencit secara oral dan dihitung intensitas ICC. Intensitas ICC dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Post-Hoc Duncan menggunakan SPSS 24.0. Hasil uji statistik intensitas ICC antara kelompok jamu pasak bumi dan EEAS menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai α > 0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa EEAS berpotensi sebagai afrodisiaka pada mencit dengan dosis yang paling efektif sebesar 13 g/kgBB.