Embarkasi dan Debarkasi Penumpang Kapal KM. GUNUNG DEMPO
Main Authors: | Rahmaningtyas, Tata, Antoro, Dwi, Amrullah, Romanda |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://ejurnal.pip-semarang.ac.id/index.php/jdb/article/view/178 https://ejurnal.pip-semarang.ac.id/index.php/jdb/article/view/178/98 |
Daftar Isi:
- This study aims to determine what factors can cause ship delays, and how to reduce them. The type of observation used is descriptive qualitative. This observation takes place at the Port of Anging Mamiri Makassar. Sources of data obtained from sources (informants), events or activities, documents and archives. The results showed that the cause of the delay in ship departure could be in the form of erratic weather factors, disorderly delivery, visitors, hawkers and baggage workers in the embarkation and debarkation of passengers, as well as engine damage. Efforts made to reduce delays are to always carry out routine checks on ship engines, always inquire and check the weather conditions at the next port port, and do not allow deliveries, visitors, hawkers and baggage workers to get on board.
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan kapal, dan cara menguranginya. Jenis pengamatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengamatan ini mengambil lokasi di Pelabuhan Anging Mamiri Makassar. Sumber data diperoleh dari narasumber (informan), peristiwa atau aktifitas, dokumen dan arsip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya keterlambatan keberangkatan kapal antara lain dapat berupa faktor cuaca yang tidak menentu, tidak tertibnya pengantar, pengunjung, pedang asongan dan buruh-buruh bagasi pada proses embarkasi dan debarkasi penumpang, serta terjadinya kerusakan mesin. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keterlambatan adalah dengan selalu melakukan pemeriksaan rutin terhadap mesin kapal, selalu menanyakan dan mengecek keadaan cuaca di pelabuhan sandar berikutnya, serta tidak memperbolehkan pengantar, pengunjung, pedangang asongan dan buruh-buruh bagasi untuk naik ke atas kapal.