PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK KASCING PADA RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata)

Main Authors: Palulun, Pebrianti Sarira, Marzuki, Achmad
Format: Article info application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Politeknik Negeri Jember , 2016
Online Access: https://publikasi.polije.ac.id/index.php/jii/article/view/97
https://publikasi.polije.ac.id/index.php/jii/article/view/97/97
Daftar Isi:
  • Limbah ternak dan pertanian adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan dan pertanian seperti usaha pemeliharaan ternak dan sisa hasil pertanian, bila dibiarkan dapat berdampak buruk bagi lingkungan, manusia dah bahkan ternak itu sendiri. Salah satunya limbah padat seperti feses dan jerami padi. Dari limbah ternak tersebut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena limbah tersebut dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman rumput sehingga para peternak dapat menyajikan hijauan berkualiatas unggul dan ekonomis.Kascing atau vermicompost adalah kotoran cacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalamnya siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanamanMulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan anorganik. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa organik adalah jerami (Adisarwanto dan Wudianto dalam Mariano. 2003). Mulsa organik jerami padi dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air tanah lebih dibandingkan mulsa golongan leguminosa karena mulsa jerami padi lebih tahan. (Yoyo dalam Agusni dkk. 2000).Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa organik jerami padi dan pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan produsi rumput Setaria sphacelata.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan empat perlakuan dan lima kali ulangan, adapun perlakuannya adalah P1 yaitu mulsa organik jerami padi : 12 kg/bedeng, P2 yaitu pupuk kascing : 300 gr/rumpun dan K3 yaitu kombinasi mulsa organik jerami padi : 6 kg/bedeng dan pupuk kascing : 150gr/rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan produksi rumput Setaria sphacelata yang terbaik dihasilkan oleh perlakuan P2, dengan hasil jumlah anakan 84,25, panjang daun 40,08cm, tinggi tanaman 57,38 cm, dan produksi 4,90 kg. Pemupukan dilakukan sebanyakĂ‚ dua kali yaitu pada periode defoliasi yang dilakukan dua minggu setelah penanaman dan pemupukan kedua dilakukanĂ‚ dua hari sebelum panen.Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa pupuk kascing (P2) dengan dosis 300 gr/rumpun dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas rumput Setaria sphacelata pada saat defoliasi dan panen. Perlakuan dengan mulsa organic jerami padi dan kombinasi antara mulsa organic jerami padi dan pupuk kascing (P1 dan P3) memiliki tingkat pertumbuhan dan produksi yang kurang baik terhadap rumput Setaria sphacelata yaitu dengan hasil produksi P1 0,36 kg/bedeng dan K3 0,81 kg/bedeng (defoliasi) dan P1 2,60 kg/bedeng dan 4,40 kg/bedeng (panen). Untuk tanaman rumput Setaria sphacelata dapat menggunakan pupuk kascing dengan dosis 300 gram/rumpun tanpa harus menggunakan mulsa, karena hanya dengan pemberian pupuk kascing 300 gram/rumpun pertumbuhan dan produksinya tinggi.