PENGARUH FRAKSI AIR BIJI KABAU (Archidendron buballinum (Jack.) I.C.Nielsen) TERHADAP KADAR GULA DARAH MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Main Author: | Ramadhan, Triyandi |
---|---|
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Lampung
, 2020
|
Online Access: |
http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jfl/article/view/148 http://jurnal.utb.ac.id/index.php/jfl/article/view/148/161 |
Daftar Isi:
- Biji kabau (Archidendron buballinum (Jack.) I.C.Nielsen) secara empiris dimanfaatkan oleh masyarakat dibeberapa daerah di Indonesia sebagai obat tradisional seperti obat sakit perut dan penurun demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas fraksi air biji kabau (Archidendron buballinum (Jack.) I.C.Nielsen) terhadap kadar gula darah mencit jantan yang diinduksi aloksan. Biji kabau diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70 % dan difraksinasi menggunakan pelarut kloform dan n-heksan. Uji antidiabetes dilakukan terhadap mencit jantan yang diinduksi aloksan secara intraperitonial dengan dosis 3,36 mg/20 g BB selama 7 hari. Sebanyak 20 ekor mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi aquadest dan kelompok II sebagai kontrol positif diberi Glibenklamid dosis 0,013 mg/20 g BB, Kelompok III, IV dan V sebagai kelompok perlakuan diberi fraksi dengan dosis 1,71 mg/20 g BB, 3,43 mg/20 g BB dan 6,86 mg/20 g BB, kelima kelompok diberi perlakuan secara oral sebanyak 1 kali sehari selama 4 hari. Penurunan kadar gula darah diukur dan diamati pada hari ke-8 dan-11, kemudian pada hari ke-12 dianalisis dengan metode Kruskal-Wallis Test. Hasil karakteristik simplisia terhadap kadar air 0,24 %, kadar abu 3,33 % dan kadar abu tidak larut asam 2,3 %. Uji fitokimia fraksi air biji kabau menunjukkan adanya senyawa saponin, alkaloid dan tanin. Hasil analisis menunjukkan kelompok I, II dan III berbeda nyata terhadap kontrol negatif dan berefek sama terhadap kontrol positif dalam menurunkan kadar gula darah mencit jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Dari ketiga dosis tersebut dosis 6,86 mg/20 g BB menunjukkan penurunan yang paling baik, namun dosis 1,71 mg/20 g BB tidak berbeda nyata secara statistik terhadap glibenklamid, sedangkan dosis 3,43 mg/20 g BB dan dosis 6,86 mg/20 g BB berbeda nyata secara statistik terhadap glibenklamid. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa fraksi air biji kabau berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah mencit jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Kata kunci: Archidendron buballinum, Diabetes, Fraksi, Kabau