Best Management Practice untuk Menurunkan Debit Aliran dan Hasil Sedimen DAS Ciujung Menggunakan Model SWAT: Best Management Practice to Reduce Flow Discharge and Sediment Yield in Ciujung Watershed Using SWAT Model
Main Authors: | Sulaeman, Dede, Hidayat, Yayat, Rachman, Latief Mahir, Tarigan, Suria Darma |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
, 2016
|
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/12817 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/12817/13558 |
Daftar Isi:
- Banjir yang terjadi hampir setiap tahun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung menyebabkan DAS ini menjadi sorotan berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja model SWAT untuk memprediksi debit aliran dan hasil sedimen DAS Ciujung, serta mensimulasikan parameter hidrologi untuk menurunkan debit aliran dan hasil sedimen DAS Ciujung. Dalam menjalankan model SWAT terdapat beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: (1) deliniasi batas DAS Ciujung, (2) pembentukan HRU, (3) pendefinisian HRU, (4) input data iklim, (5) membangun input data, (6) menjalankan model SWAT, (7) kalibrasi dan validasi model, dan (8) simulasi parameter hidrologi. Model SWAT cukup baik untuk mensimulasikan debit aliran DAS Ciujung. Hal ini dapat dilihat dari hasil kalibrasi model SWAT untuk memprediksi debit aliran yang menunjukkan nilai R2 dan NSE masing-masing sebesar 0.83 dan 0.65 (baik) serta hasil validasi model masing-masing 0.78 dan 0.63 (memuaskan). Hasil sebaliknya diperlihatkan dalam memprediksi hasil sedimen DAS Ciujung dengan nilai R2 dan NSE yang dihasilkan masing-masing sebesar 0.55 dan -193.62 (tidak memuaskan). Skenario pengelolaan lahan yang diterapkan diantaranya adalah fungsi kawasan hutan, rehabilitasi lahan kritis, teknik KTA metode vegetatif dan sipil teknis, serta skenario gabungan. Berdasarkan kemampuannya dalam menurunkan aliran permukaan, hasil sedimen, dan hasil air (water yield) serta meningkatkan aliran dasar dan aliran lateral, penerapan tindakan pengelolaan lahan gabungan merupakan pengelolaan lahan yang harus dilakukan. Kata kunci: Skenario pengelolaan lahan, debit aliran sungai, parameter hidrologi, hasil sedimen, model SWAT
- Ciujung Watershed is the biggest and considered one of the major watersheds in Banten Province related to floods that take place almost every year in the area. The study aimed to review the SWAT (Soil and Water Assessment Tool) Model performance in predicting flow discharge and sediment yield to determine the best management practice to reduce those parameters in Ciujung Watershed. There were some steps in running SWAT model, including: (1) delineate watershed; (2) create Hydrology Response Unit (HRU); (3) HRU definition; (4) climate data input; (5) write SWAT input files; (6) run SWAT model; (7) calibration and validation; and (8) hydrological parameters simulation. The study showed that the model had a good performance in predicting flow discharge with R2 and NSE values in the calibration process of 0.83 and 0.65 respectively. Meanwhile, the model resulted in not a satisfying performance in predicting sediment yield with R2 value of 0.55 and NSE value of -193.62. The validation process in predicting flow discharge produced R2 and NSE values of 0.78 and 0.63 respectively. Land management practices used in this study are reforestation, land degradation rehabilitation, soil and water conservation practice with vegetative and mechanical methods, and all land management practice implementation. The last scenario is the best management practice that can be implemented in Ciujung watershed to maintain watershed conditions. The scenario produced the best river regime coefficient by 65 (moderate), reduced direct runoff and sediment yield by 46% and 95% respectively, and increased lateral and return flow by 32% and 80% respectively. Keywords: Best management practice, flow discharge, hydrological parameters, sediment yield, SWAT model