Kecukupan Hara Fosfor pada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai dengan Budidaya Jenuh Air di Tanah Mineral dan Bergambut: Phosporus Sufficiency for Growth and Production of Soybean under Saturated Soil Culture in Mineral and Peaty Soils
Main Authors: | Bachtiar, Bachtiar, Ghulamahdi, Munif, Melati, Maya, Guntoro, Dwi, Sutandi, Atang |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
, 2016
|
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/12645 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtanah/article/view/12645/13552 |
Daftar Isi:
- The research objective is to determine the dosage and frequency of given of P fertilizer on soybean varieties in soil mineral and peaty mineral under saturated soil culture in tidal land. The research was conducted in mineral and peaty mineral soil of tidal area types B and C in the District of Tanjung Lago, Banyuasin Regency, Province of South Sumatra from April to August 2014. This study used split plots. Willis and Tanggamus varieties were main plots, application time (0, 0 and 4 MST) were on subplot, and fertilizer dose (0, 36, 72, 108 kg P2O5 ha-1) was on sub-sub plot. Experiment results showed that soybean productivity in peaty mineral soil was lower than mineral soil. In peaty mineral soil, the application time of phosphorus at 0 and 4 MST was able to increase growth and productivity of soybean, while phosphorus application time on mineral soils was better at 0 and 4 MST of planting time on mineral soils. The dose of 108 kg P2O5 ha-1 increased the productivity of soybean in peaty mineral soils, while a dose of 72 kg P2O5 ha-1 was better in mineral soil. In peaty mineral soil, interaction (Tanggamus, application at 0 and 4 MST as well as 72 kg P2O5 ha-1), showed the highest productivity of soybean (2.83 ton ha-1). Meanwhile, interaction (Tanggamus, application at 0 and 4 MST as well as 72 kg P2O5 ha-1) showed the highest productivity of soybean (3.8 ton ha-1), respectively in mineral soil under saturated soil culture techniques in tidal land. Keywords: Dose of fertilizer, Glycine max (L) Merr., phosphorus, soil acidity, variety
- Tujuan penelitian adalah menentukan dosis dan pemberian pupuk P pada varietas kedelai di tanah bergambut dan mineral dengan budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan di tanah bergambut dan mineral lahan pasang surut tipe B dan C di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dari April hingga Agustus 2014. Penelitian menggunakan rancangan petak-petak terpisah. Petak utama adalah varietas (Willis dan Tanggamus), anak petak adalah waktu aplikasi (0, 0 dan 4 MST), dan anak-anak petak adalah dosis pupuk (0, 36, 72, 108 kg P2O5 ha-1). Hasil percobaan menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di tanah mineral bergambut lebih rendah daripada di tanah mineral. Di tanah mineral bergambut waktu aplikasi fosfor pada 0 dan 4 MST lebih meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas, sedangkan waktu aplikasi fosfor di tanah mineral lebih baik pada umur pada 0 dan 4 MST. Dosis pupuk 108 kg P2O5 ha-1 meningkatkan produktivitas tanaman kedelai di tanah mineral bergambut sedangkan dosis 72 kg P2O5 ha-1 lebih baik untuk tanah mineral. Pada tanah mineral bergambut, interaksi (Tanggamus, waktu aplikasi 0 dan 4 MST serta dosis 72 kg P2O5 ha-1), menghasilkan produktivitas tanaman kedelai tertinggi (2.83 ton ha-1). Sementara itu interaksi (Tanggamus, waktu aplikasi 0 dan 4 MST serta dosis 72 kg P2O5 ha-1) menghasilkan produktivitas tanaman kedelai tertinggi 3.8 ton ha-1 di tanah mineral dengan teknik budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Kata kunci : Dosis pupuk, Glycine max (L) Merr., fosfor, kemasaman tanah, varietas