MEMAHAMI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS WAJO MELALUI MAKNA BALO LIPAQ SABBE

Main Authors: Nur, Hardiyanti, Arisal, Arisal
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2019
Subjects:
Online Access: https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/83
https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/83/63
Daftar Isi:
  • Salah satu aktivitas keseharian masyarakat Bugis Wajo yakni menenun. Menenun atau mattennung sebagai wujud tradisi masyarakat setempat yang keberadaanya hingga kini masih tetap menunjukkan eksistensinya di tengah kecanggihan teknologi modern. Perpaduan benang-benang khas hingga menjadi kain dengan berbagai bentuk corak serta kandungan filosofi makna yang termuat di dalamnya menjadi poin penting dalam melestarikan kearifan lokal daerah melalui karya. Artikel merupakan hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan melalui pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat belas macam corak sarung sutera (balo lipaq sabbé) dengan makna yang termuat di dalamnya. Corak tersebut terdiri atas balo makkalū, balo tettong, balo lobang, balo renniq, balo bombing, balo coboq, balo pucuk, balo mappagiling, balo mesa, balo bunga kertas, balo candiq bukkang, balo bukkang, balo matahari, dan balo areq-kareq. Makna filosofi yang termuat di dalam corak atau balo lipaq sabbé tersebut terkait dengan sistem kekuasaan dalam suatu wilayah, kebangsawanan, keindahan, keberanian, serta keutuhan dan kesempurnaan hidup manusia.