MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT MAMASA DI SULAWESI BARAT

Main Author: Ansaar, Ansaar
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2019
Subjects:
Online Access: https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/78
https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/78/58
Daftar Isi:
  • Penulisan artikel ini, selain bertujuan untuk mendeskripsikan pakaian adat Mamasa juga untuk mengungkapkan makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Materi dalam tulisan ini diambil dari hasil penelitian lapangan dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, dan studi pustaka. Hasil pembahasan menunjukkan, bahwa pakaian adat Mamasadalam penggunaannya,berkaitan erat dengan stratifikasi sosial yang ada di masyarakat. Selain berfungsi untuk menutupi fisik pemakai, pakaian adat Mamasa juga memiliki makna atau filosofi tersendiri sebagaimana yang diakui dalam masyarakat Mamasa dan tersirat melalui simbol-simbol tertentu. Pakaian adat Mamasa ini memiliki bentuk atau karakteristik tersendiri yang membedakan dengan pakaian adat dari daerah lainnya. Pakaian adat ini dibedakan dalam dua jenis, yaitu pakaian adat yang dipakai oleh kaum bangsawan (tana’ bulawan) dan pakaian adat untuk kalangan masyarakat umum.Diantaranya penggunaan bayu pongko’, bayu kalonda, dan talana tallu buku (celana khas Mamasa) yang merupakan simbol pakaian kebesaran bagi tokoh-tokoh hadat yang ada di Mamasa.Warna putih menjadi salah satu unsur pembeda dari kedua jenis ini.Demikian pula halnya dengan aksesoris yang dipakai, selain berfungsi sebagai pelengkap penampilan, aksesoris-aksesoris ini memiliki makna simbolik yang penting artinya bagi masyarakat Mamasa. Seperti pare passan (kalung), gayang (keris), gelang (rara maupun lola), yang merupakan simbol dari kekayaan si pemakai.