Edukasi Perilaku Orang Tua dalam Pemberian MP-ASI pada Balita di Dusun Kodokan
Main Authors: | Ani, Nur, Nugroho, Farid Setyo, Wartini, Wartini |
---|---|
Other Authors: | LPPM Universitas Veteran Bangun Nusantara |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Veteran Bangun Nusantara
, 2020
|
Online Access: |
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/ijecs/article/view/801 http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/ijecs/article/view/801/pdf http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/ijecs/article/downloadSuppFile/801/53 |
Daftar Isi:
- Periode tumbuh kembang emas pada bayi dan anak dapat diwujudkan apabila memperoleh asupan gizi yang sesuai. Guna mencapai tumbuh kembang yang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (WHO, 2000). Berdasarkan observasi data di Posyandu Dusun Kodokan bahwa sebagian besar ibu balita atau anggota keluarga dekat telah memberikan MP-ASI dini sebesar (70%) dari jumlah balita yang ada yaitu 55 balita dan dari 55 orang ibu balita. Balita yang ada di Posyandu Dusun Kodokan ini terdiri dari usia 0 – 6 bulan (7,3%), usia 7 – 12 bulan (10,9%), usia 1-3 tahun (47,3%), usia 4-5 tahun (34,5%). Sebagian besar pendidikan terakhir ibu balita di Dusun Kodokan rata-rata Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat) yang bekerja sebagai buruh di pabrik dan Diploma/Sarjana yang bekerja di instansi pemerintah/swasta. Sehingga diperlukan adanya sosialisasi edukasi perilaku orang tua dalam pemberian MP-ASI pada balita di Dusun Kodokan, Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Adapun kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk penyuluhan dengan memberikan pretes dan postes kepada peserta dan hasil dari kegiatan sosialisasi tersebut diperoleh peningkatan nilai postes sebesar 34%. Maka dapat dikatakan bahwa kegiatan penyuluhan memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan peserta, sehingga kegiatan ini dapat dikatan berhasil sesuai indikator keberhasilan (peningkatan nilai postes 25%).Kata Kunci: MP-ASI, ASI Eksklusif, Penyuluhan