Kajian Tingkat Adopsi Masyarakat pada Budidaya Tanaman Padi di Kawasan Hutan Perum Perum Perhutani Studi Kasus di KPH Cepu, Randublatung dan Ngawi
Main Authors: | Purwanto, Waluyani, Datin, Sudiharto, Anton, Sugiharto, Alim, Corryanti |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Departemen Riset dan Inovasi
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://jurnal.puslitbangperhutani.com/index.php/JPHLP/article/view/52 https://jurnal.puslitbangperhutani.com/index.php/JPHLP/article/view/52/47 |
Daftar Isi:
- Manfaat sumberdaya hutan dibagi menjadi dua tipe dalam pemenuhan kebutuhan pangan, yaitu : a). Secara tidak langsung menjadikan hutan sebagai penyangga sistem kehidupan atau “life supporting system”, termasuk sistem pertanian pangan; dan b). Secure langsyne menjadikan “hutan sebagai penyedia pangan” (forest for food provision). Lahan hutan dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan khususnya pesanggem untuk budidaya tanaman pertanian dengan sistem tumpangsari sejak era 70-an. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, tetapi ketersediaan lahan untuk memproduksi pangan cenderung berkurang, karena meningkatnya kebutuhan pemukiman, industri dan keperluan lainnya. Kajian tingkat adopsi masyarakat pada budidaya tanaman padi gogo di kawasan hutan Perum Perhutani telah dilakukan di 3 lokasi. Varietas yang diujicobakan (Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpari 6 jete, dan Situ Patenggang). Inpari 6 Jete merupakan varietas yang paling diminati oleh masyarakat desa hutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan (adopsi) masyarakat dalam kegiatan pertanaman padi gogo di kawasan hutan. Hasil penelitian di lokasi KPH Cepu dan KPH Randublatung menyatakan bahwa semua pesanggem di dalam plot tertarik terhadap pengembangan padi gogo di dalam kawasan hutan. Sedangkan pesanggem di luar plot di KPH Cepu sebanyak 72, 73% yang menyatakan tertarik dan di KPH Randublatung sebanyak 35,29%. Pesanggem di KPH Ngawi yang terlibat di dalam plot menyatakan tertarik sebanyak 93,30% dan di luar plot sebanyak 72,41% yang menyatakan tertarik pada pengembangan padi gogo di dalam kawasan hutan. Tingkat adopsi (penerimaan) pesanggem di dalam dan luar plot uji-coba padi gogo di bawah tegakan pada tingkatan “Interest” yaitu tertarik pada teknologi yang diperkenalkan dan berupaya mencari tambahan informasi. Respon sebagian besar masyarakat desa hutan terhadap uji coba beberapa varietas padi gogo cukup tinggi. Masyarakat berusaha mencari informasi tentang benih padi gogo yang telah diujicobakan untuk ditanam pada lahan andil dan lahan miliknya.