THE SHIFT AND CONTINUITY OF THE PHILIPPINES’ FOREIGN POLICY UNDER RODRIGO DUTERTE ON THE SOUTH CHINA SEA ISSUE
Main Authors: | Joyce Candice, Jennie, Banyu Perwita, Anak Agung |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Jenderal Ahmad Yani
, 2021
|
Online Access: |
http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-dinamika-global/article/view/396 http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-dinamika-global/article/view/396/249 |
Daftar Isi:
- The South China Sea (SCS) has become the largest and the crucial Sea Lanes of Communication (SLOCs) not only for Southeast Asia but also for the world. As one of the claimants of the South China Sea, Philippines were always and will always be trying to protect its national interests in the disputed waterways as part of its national territory. This article discusses about the shift and continuity of the Philippines’ foreign policy on the South China Sea issue. It explicates the shift and continuity of Philippines foreign policy under Rodrigo Duterte to the South China Sea. A more focus elaboration will be devoted on how the Philippines implemented its foreign policy to deal with China in the South China Sea dispute.It argues that Duterte foreign policy to this delicate issue is always based on the strategic dynamic of its “two-level game” (domestic and international political stimuli) to its national interests.
- Laut China Selatan telah menjadi Sea Lanes of Communication (SLOCs) terbesar dan penting tidak hanya untuk Asia Tenggara tetapi juga untuk dunia. Sebagai salah satu neara yang mengklaim Laut Cina Selatan, Filipina selalu dan akan selalu berusaha melindungi kepentingan nasionalnya di perairan yang disengketakan sebagai bagian dari wilayah nasionalnya. Artikel ini membahas tentang pergeseran dan keberlanjutan politik luar negeri Filipina terkait isu Laut China Selatan. Ini menjelaskan pergeseran dan kelangsungan kebijakan luar negeri Filipina di bawah Rodrigo Duterte ke Laut Cina Selatan. Elaborasi yang lebih fokus akan dikhususkan pada bagaimana Filipina menerapkan kebijakan luar negerinya untuk menangani China dalam sengketa Laut China Selatan. Ia berpendapat bahwa kebijakan luar negeri Duterte untuk masalah sensitif ini selalu didasarkan pada dinamika strategis "permainan dua tingkat". (Stimuli politik domestik dan internasional) untuk kepentingan nasionalnya.