RENDAHNYA KESADARAN BERDEMOKRASI MASYARAKAT PONOROGO DAN LEMAHNYA KEBIJAKAN PUBLIK (STUDI KASUS: TEMUAN “MONEY POLITIC” OLEH BAWASLU PONOROGO PADA PEMILU 2019)
Main Authors: | Prasada, Saka, Alfiasnyah, Rafi Febryan, Kusuma Dewi, Dian Suluh |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Jenderal Ahmad Yani
, 2020
|
Online Access: |
http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-academia-praja/article/view/147 http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-academia-praja/article/view/147/118 |
Daftar Isi:
- Democracy is a flexible system for the people of Indonesia, where this system has provided space for freedom to narrate, express, participate, and contribute to building this nation. In many ways, the community can directly show their existence without having to accept coercion from anyone. Including in the election contestation, where the people should show their integrity through good awareness in democracy. The emergence of money politics today is evidence of acute injuries that have plagued Indonesian democracy, including in Ponorogo. The fact is that there are still many Ponorogo people who have not been able to interpret democracy as a whole, and are easily tempted by political desires by unscrupulous people. This was proven through the findings of the Election Supervisory Body of Ponorogo in the 2019 General Election yesterday, succeeded in conducting OTT on the community members in Kec. Jambon who wants to distribute hot money. Therefore this study aims to measure how the quality and index of the Ponorogo community to be democratic in the circle of "Money Politics" and the still weak Political Policy in the Election. By using documentation studies, valid data from credible media reports are collected into an uncontested equivalent of facts.Keywords: Public Awareness, Democracy, Political Policy, Elections
- Demokrasi merupakan suatu system yang fleksibel bagi masyarakat Indonesia, dimana system ini telah memberikan ruang kebebasan untuk bernarasi, berekspresi, berpartisipasi, maupun berkontribusi dalam membangun bangsa ini. Melalui banyak cara, masyarakat dapat secara langsung untuk menunjukan eksistensinya tanpa harus menerima unsur paksaan dari siapapun. Termasuk di dalam kontestasi pemilu, dimana seharusnya rakyat menunjukan integritasnya melalui kesadaran yang baik dalam berdemokrasi. Munculnya politik uang dewasa ini adalah bukti dari cidera akut yang melanda demokrasi Indonesia, termasuk di Ponorogo. Faktanya masih banyak masyarakat Ponorogo yang belum bisa memaknai demokrasi secara utuh, dan mudah tergoda dengan hasrat politik oleh para oknum. Hal ini terbukti melalui temuan dari Bawaslu Ponorogo pada Pemilu 2019 kemarin, berhasil melakukan OTT terhadap warga masyarakat di Kec. Jambon yang hendak melakukan pendistribusian uang panas. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur bagaimana kualitas dan indeks masyarakat Ponorogo untuk ber-demokrasi selama ini dalam lingkar “Money Politic” dan masih lemahnya Kebijakan Politik dalam Pemilu. Dengan menggunakan studi dokumentasi, maka data-data valid dari pemberitaan media-media kredibel pun terkumpul menjadi satu padanan fakta yang tidak terbantahkan. Kata Kunci : Kesadaran Masyarakat, Demokrasi, Kebijakan Politik, Pemilu