Pemetaan Permasalahan dalam Pelaksanaan Pagelaran Heman Ka Budak dalam Peningkatan Kebanggaan Budaya Sunda
Main Authors: | Hanathasia, Mirana , Suharyanti , Kurnia, Ari |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
LPkM Universitas Bakrie
, 2020
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Preservation of local culture can be finish with various activities, which is an art performance. Through the Heman Ka Budak performance, conducted by Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud) of Kuningan District, West Java, it produces of arts and cultural-themed activities that are routinely every week at the Car Free Day event. The purpose of this Social Responsibility is to increase the pride of Sundanese culture by the community, especially teenagers and the support of many parties in preserving local culture. In dealing with the problem of lack of public awareness in preserving local culture, evaluations through the Focus Group Discussion (FGD) technique, which of Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud), artists as a participated in the activities of Heman ka Budak. In the FGD, Heman ka Budak activities faced of obstacles in the preservation this Sundanese culture. In addition to not getting funds to support activities, such as transportation costs for performers, consumption, and other technical costs, Mass Media to promotion and information also only uses Facebook and Instagram. There is no involvement of local and national Mass Media as well as sponsors of funding or products. So, local cultural preservation activities have not become a mass public concern, only held in the Kuningan District, West Java. The involvement of young people in this activity is only as a filler, not as long as they do promotions and publications as a pride towards the local culture.
- Pelestarian kebudayaan lokal dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah pertunjukan seni. Melalui pagelaran Heman ka Budak yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Pendidikan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menghasilkan sejumlah kegiatan bertema seni dan budaya yang rutin dilakukan setiap minggunya di acara Car Free Day. Tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat ini untuk meningkatkan kebanggaan Budaya Sunda oleh masyarakat khususnya remaja dan dukungan dari banyak pihak dalam melestarikan kebudaya lokal. Dalam menghadapi permasalahan kurangnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan budaya lokal, sejumlah evaluasi dilakukan salah satunya adalah melalui teknik Focus Group Discussion (FGD), yang dilakukan bersama kepala Disdikbud dan sejumlah seniman yang kerap mengikuti kegiatan Heman ka Budak. Dalam FGD tersebut, kegiatan mingguan Heman ka Budak mengahdapi sejumlah kendala dalam tujuan melesatariakn budaya Sunda ini. Selain belum mendapatkan dana untuk mendukung kegiatan, seperti uang transport para pengisi acara, konsumsi, dan biaya teknis lainnya, penggunaan media massa sebagai sarana promosi dan informasi juga hanya menggunakan media sosial Facebook dan Instagram. Tidak ada keterlibatan media massa lokal maupun nasional juga sponsor berupa pendanaan atau pun produk, sehingga kegiatan pelestarian budaya lokal ini belum menjadi perhatian publik secara massa, hanya bermain di lingkungan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Keterlibatan remaja dalam kegiatan ini hanya sebagai pengisi acara, tidak sejauh mereka melakukan promosi dan publikasi sebagai wujud kebanggan terhadap kesian budaya lokal.