MONITORING MANGROVE MENGGUNAKAN MODEL NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI): STUDI KASUS DI HALMAHERA UTARA, INDONESIA
Main Authors: | Singgalen, Yerik Afrianto, Gudiato, Candra, Prasetyo, Sri Yulianto Joko, Fibriani, Charitas |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt/article/view/34771 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt/article/view/34771/22203 |
Daftar Isi:
- Ekowisata berbasis masyarakat menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam menjaga kelestarian hutan mangrove. Strategi untuk menetapkan prioritas pengembangan kawasan mangrove, dapat dilakukan dengan menganalisis kerapatan hutan mangrove. Kawasan mangrove dengan nilai kerapatan paling rendah perlu diprioritaskan sebagai strategi preservasi dan konservasi melalui konsep ekowisata berbasis masyarakat. Artikel ini bertujuan mengidentifikasi sebaran mangrove menggunakan model normalized difference vegetation index (NDVI) di Kabupaten Halmahera Utara, Indonesia. Perspektif penghidupan berkelanjutan digunakan untuk mendiskusikan konteks sosio-kultural masyarakat lokal. Penelitian ini mengadopsi metode campuran. Pengolahan data terbagi menjadi dua tahap yakni: tahap pertama, pemetaan sebaran hutan mangrove berdasarkan tingkat kerapatan; tahap kedua, trianggulasi. Pemetaan sebaran hutan mangrove menggunakan citra satelit Landsat 8 operational land imager (OLI) tahun 2013 dan 2021 serta model NDVI di Tanjung Pilawang, Pulau Kumo, Pulau Kakara, Pulau Maiti, dan Pulau Tagalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tanjung Pilawang pada zona 1 dan 2 memiliki Nilai NDVI paling rendah di tahun 2021 yakni 0,22 dengan kategori jarang, sehingga perlu diprioritaskan dalam pengembangan ekowisata mangrove berbasis komunitas sebagai strategi perlindungan kawasan hutan mangrove.
- Community-based ecotourism is an appropriate approach which is effectively preserved mangrove sustainability. As an effort to identify the priority areas of mangrove development, mangrove density levels need to be analyzed. The distribution of mangroves with the lowest average density value needs to be prioritized as a preservation and conservation strategy through community-based ecotourism concept. This article aims to identify the distribution of mangroves using the normalized difference vegetation index (NDVI) model in North Halmahera Regency, Indonesia. Also, discuss the sustainable livelihoods' perspective. This study adopted a mixed-method. Data processing is divided into two stages: first stage, mapping the distribution of mangroves based on density levels; second stage, triangulation. Landsat 8 operational land imager (OLI) in 2013 and 2021 were used as primary data to get the NDVI value, and categorized mangrove density level in Pilawang Cape, Kumo Island, Kakara Island, Maiti Island, and Tagalaya Island. The findings show that Pilawang Cape has the lowest NDVI value. The average NDVI value in 2021 is 0.22 which can be categorized as a rare mangrove forest according to the mangrove standard damage criteria. Thus, Mangrove area in Pilawang Cape needs to be prioritized as a preservation and conservation strategy through community-based ecotourism concept.