KOMUNIKASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH OLEH BEAUTY VLOGGER MELALUI YOUTUBE TERHADAP TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK MAYBELLINE
Main Author: | Lisnawati |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/8642 |
Daftar Isi:
- Industri kosmetik semakin berkembang dari masa ke masa, kosmetik bukan lagi hanya menjadi sebuah keinginan melainkan menjadi sebuah kebutuhan yang akhirnya berdampak pada semakin meningkatnya industri kosmetik di dunia, termasuk di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri kosmetik pekerjaan sebagai Beauty vlogger semakin menjadi tren. Beauty vlogger adalah youtuber yang selalu aktif mengisi channelnya dengan konten-konten makeup atau tutorial yang berhubungan dengan kecantikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi electronic word of mouth oleh Beauty vlogger terhadap proses keputusan pembelian dan dimensi apa yang paling berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian. Dalam penelitian ini digunakan dimensi Positive Valence, Negative Valence, Intensity, Content, eWOM quality, dan Source Credibility untuk mengukur variabel electronic word of mouth. Penelitian ini menggunakan 400 reponden sebagai sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan populasi yaitu wanita berusia 15–29 tahun di Kota Bandung. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan pengujian hipotesis F, menunjukan bahwa electronic word of mouth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian. Hasil uji t menunjukan bahwa Positive Valence, Intensity, eWOM quality, dan Source Credibility secara parsial berpengaruh signifikan terhadap proses pembelian, sementara Negative Valence dan Content tidak berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian. Dan dimensi yang paling berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian adalah dimensi Source Credibility.