Analisis Kinerja Rantai Pasokan Minyak Mentah PT. Chevron Pacific Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan SCOR Model
Main Author: | Vedrian, Denny |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/7877 |
Daftar Isi:
- International Energy Agency menyatakan bahwa minyak bumi masih menjadi sumber energi utama di dunia, yang dimana Indonesia menjadi salah satu negara penghasil minyak bumi dengan total produksi pada tahun 2011 sebesar 289.899.000 barel. PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) merupakan perusahaan penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia dengan produksi minyak mentah sebanyak 122,683,493 barel pada tahun 2012. Minyak mentah yang diproduksi oleh CPI, dijual kepada konsumen-konsumen yang berasal dari berbagai macam negara. Konsumen-konsumen tersebut datang menggunakan kapal ke pelabuhan yang berada di Dumai, untuk mengangkut minyak mentah CPI. Rantai pasokan minyak mentah CPI memiliki peranan yang amat besar didalam mendistribusikan minyak mentahnya ke konsumen-konsumen. Maka dari itulah penelitian ini dilakukan untuk mengukur bagaimana kinerja rantai pasokan minyak mentah CPI dengan menggunakan pendekatan Suppy Chain Operating Reference (SCOR) Model. SCOR Model merupakan suatu model konseptual yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC), sebuah organisasi non-profit independent, sebagai standar antar industri (cross industry). Tujuan dari standarisasi yang dilakukan SCC adalah untuk memudahkan pemahaman rantai pasokan sebagai suatu langkah awal dalam rangka memperoleh suatu manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien dalam menopang strategi perusahaan. Melalui lima atribut Metrik Kinerja SCOR Level 1, diketahui bahwa kinerja rantai pasokan minyak mentah CPI sudah berjalan dengan cukup baik. Dari lima atribut yang ada, terdapat dua atribut yang berada di posisi superior, yaitu supply chain agility dan supply chain asset management dengan masing-masing waktu yang dibutuhkan adalah 17 hari dan 18.92 hari, sementara itu atribut supply chain cost berada di posisi advantage¬ dengan persentase sebesar 59.24%, dan dua atribut lainnya berada dibawah parity, yaitu supply chain reliability dengan persentase sebesar 54.55% dan supply chain responsiveness dengan waktu selama 23.77 hari.