STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL TANGGAL 23 MEI 2008 TENTANG SENGKETA KEDAULATAN ANTARA SINGAPURA DENGAN MALAYSIA TERHADAP PEDRA BRANCA/PULAU BATU PUTEH, MIDDLE ROCKS, DAN SOUTH LEDGE: IMPLIKASINYA TERHADAP KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA

Main Author: Waspodo, Sancahyo Hadi
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2012
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/517
Daftar Isi:
  • Masalah ketidakjelasan mengenai batas-batas negara dan status wilayah sering berakibat pada terjadinya sengketa-sengketa di antara negara-negara yang berbatasan secara langsung. Persengketaan muncul akibat penerapan prinsip yang berbeda-beda terhadap penetapan batas-batas di antara negara-negara bertetangga sehingga menimbulkan wilayah “tumpang tindih” yang dapat memunculkan persengketaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan putusan Mahkamah Internasional mengenai kepemilikan kedaulatan atas Pedra Branca/Pulau Batu Puteh, Middle Rocks, dan South Ledge (Soveregnty over Pedra Branca/Pulau Batu Puteh, Middle Rocks, and South Ledge) berimplikasi terhadap kedaulatan Republik Indonesia.Metode yang dipakai dalam penulisan studi kasus ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan data berupa putusan Mahkamah Internasional mengenai Sengketa Kedaulatan Pedra Branca/Pulau Batu Puteh, Middle Rocks, dan South Ledge (Singapura/Malaysia) tanggal 23 Mei 2008 (ICJ, Judgment Of May 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implikasi pelaksanaan putusan Mahkamah terhadap kedaulatan Indonesia adalah berkurangnya lebar dan batas laut teritorial yang dapat diklaim Indonesia, tetapi harus ditentukan berdasarkan kesepakatan dalam perundingan antara Indonesia dengan negara yang memiliki kedaulatan atas South Ledge.