DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN METODE TERZAGHI DAN MEYERHOF DI DAERAH CIPATAT, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT
Main Author: | Wicaksana, Kintan Adelia Arum |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38988 |
Daftar Isi:
- Pembangunan dilakukan di atas tanah atau batuan yang memiliki karakteristik berbeda- beda. Pada pembangunan terdapat salah satu bagian penting, yaitu fondasi, salah satu jenis fondasi adalah fondasi dangkal. Dalam perencanaan fondasi, daya dukung tanah merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Hubungan antara karakteristik tanah (sifat fisik) dengan daya dukung perlu diketahui agar dapat menentukan apakah sifat fisik tersebut berpengaruh baik atau buruk pada daya dukung tanah Terdapat banyak metode daya dukung tanah, tetapi yang sering dijumpai adalah Metode Terzaghi dan Metode Meyerhof. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat metode manakah yang lebih cocok dipakai. Penelitian ini dilakukan di daerah Cipatat, Bandung Barat. Data lapangan didapat dengan memetakan daerah penelitian dan mengambil sampel tanah terganggu di tiga titik. Sampel tersebut dilakukan uji laboratorium berupa uji BPP (Basic Physical Properties) untuk mengetahui karakteristik tanah meliputi jenis mineral, angka aktivitas, dan jenis tanah serta uji direct shear untuk menentukan nilai daya dukung tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mineral didominasi oleh kaolinit dan illite, jenis tanah CL dan OL-ML. Nilai daya dukung Metode Terzaghi berkisar antara 5.47 ton/m2 - 26.52 ton/m2 dan Meyerhof 7.29 ton/m2 – 88.14 ton/m2. Dari lima karakteristik tanah, empat diantaranya memiliki relasi yang berbanding lurus sedangkan sisanya berbanding terbalik dengan daya dukung tanah. Metode Terzaghi lebih tepat dipakai di daerah penelitian dibandingkan dengan Metode Meyerhof.