PENENTUAN UMUR BATUAN INTRUSI MENGGUNAKAN METODE THERMOLUMINESCENCE: STUDI KASUS PADA BATUAN ANDESIT DAN TUFF DAERAH LAGADAR DAN NAGREG

Main Author: Pangersa, Priya
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38923
Daftar Isi:
  • Penelitian di daerah Lagadar dan Nagreg ditujukan untuk menentukan umur batuan yang terbentuk di daerah penelitian. Dengan mengetahui umur batuan, hubungan antara pembentukan tinggian-tinggian pada daerah penelitian dengan tektonik regional dapat diketahui. Pengambilan sampel dilakukan untuk penelitian lebih lanjut di laboratorium. Pengamatan laboratorium dimaksudkan untuk mengidentifikasi kandungan air, unsur-unsur radioaktif, dan thermoluminescence yang terdapat dalam batuan Thermoluminescence merupakan metode yang digunakan untuk menentukan umur dalam ilmu geologi maupun ilmu arkeologi. Metode thermoluminescence mengukur umur dengan cara mengitung radiasi yang diterima oleh butiran mineral. Sinar matahari yang diterima oleh mineral pada saat transportasi dan deposisi mengatur ulang “jam” thermoluminescence menjadi “nol”. Pada batuan beku suhu magma yang tinggi menjadi faktor yang mengatur ulang “jam” tersebut. Setelah batuan beku terbentuk dan mengalami pendinginan, radiasi yang meng-ionisasi dari proses peluruhan unsur radioisotop menanamkan sinyal thermoluminescence pada batuan. Sinyal thermoluminescence yang terakumulasi ini sebanding dengan equivalent dose, yang merupakan radiasi pada saat batuan terkubur. Umur thermoluminescence dihitung dari ratio equivalent dose dengan dosis lingkungan. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan batuan yang paling tua yang ada di Cekungan Bandung berasal dari daerah Batujajar berumur 4.2 juta tahun lalu dan yang paling muda berasal dari daerah Lembang dengan umur 0,062-0,508 juta tahun lalu.