Suhu Permukaan Tanah dan Hidrokimia Panas Bumi Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat

Main Author: S, Rifqi Alfadhillah
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38895
Daftar Isi:
  • Daerah penelitian berada di sisi selatan dan timur dari Gunung Tangkuban Parahu, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Penelitian bertujuan mengetahui karakteristik panas bumi yang terdapat di daerah penelitian dengan menggunakan pendekatan citra satelit dan hidrokimia panas bumi. Metode citra satelit yang digunakan berupa metode land surface temperature untuk mengetahui besar suhu permukaan tanah di sekitar manifestasi serta sebarannya di daerah penelitian. Metode hidrokimia panas bumi digunakan daam menentukan tipe air panas dan tingkat kematangannya, serta mengestimasi suhu reservoir di bawah tanah menggunakan geotermometer air pada mata air panas yang ditemukan pada daerah penelitian. Lima mata air panas terpetakan pada penelitian lapangan di daerah penelitian, yaitu Domas, Ciater 1 dan 2, Kancah, dan Maribaya. Hasil penelitian dari analisis land surface temperature memperlihatkan bahwa tidak terlihat adanya kecenderungan antara suhu air panas dengan suhu permukaan tanah yang didapatkan dari daerah penelitian. Hanya satu mata air panas yaitu mata air panas Domas yang sekilas menunjukkan hubungan suhu air dan suhu permukaan tanah yang memiliki nilai terbsesar di manifestasi tersebut. Studi mengenai tata guna lahan direkomendasikan dalam mendukung analisis ini untuk mengurangi pengaruh dari daerah pemukiman serta aktivitas urbanisasi lainnya terhadap hasil perhitungan. Hasil dari metode hidrokimia memperlihatkan bahwa seluruh sampel terbagi ke dalam tiga tipe air: air bikarbonat untuk MBY-01 dan CRG-01; air sulfat-klorida untuk KNC-01, CTR-01, dan CTR-02; dan air sulfat untuk DMS-01, sementara untuk tingkat kematangan tiap air panas menunjukkan bahwa seluruh air termasuk kedalam immature water dan memberi indikasi bahwa pembentukan manifestasi panas bumi permukaan di daerah penelitian sangat dipengaruhi oleh air meteorik serta tidak merepresentasikan air reservoir. Suhu dari perhitungan sampel air DMS-01 yang mana berupa tipe air sulfat dipilih menjadi nilai suhu yang paling masuk akal dalam perhitungan suhu bawah permukaan dengan kisaran suhu sebesar 81-97 ºC. Adanya hasil perhitungan mempunyai kisaran suhu yang rendah mengindikasikan bahwa perhitungan geotermometer memiliki kemungkinan besar tidak mencerminkan suhu dari reservoir. Dari kedua hasil analisis di atas, terlihat adanya kecenderungan penurunan suhu mata air serta land surface temperature di sekitar manifestasi panas bumi dengan tipe air dari hasil analisa laboratorium.