ALTERASI DAN MINERALISASI ENDAPAN EMAS DI DAERAH "Y", PROVINSI SULAWESI UTARA
Main Author: | Yobel |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38880 |
Daftar Isi:
- Lengan Utara Sulawesi merupakan salah satu lokasi di Indonesia yang terkenal akan kehadiran prospek mineralisasi oleh karena berada pada zona cincin gunung api. Proses ini kemudian akan menghasilkan proses magmatik dan menghasilkan larutan hidrotermal sehingga memungkinkan terbentuknya endapan bijih yang menarik untuk diteliti. Salah satu endapan bijih tersebut ialah endapan emas. Daerah penelitian secara administratif berada di daerah “Y”, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Penelitan dilakukan untuk mengetahui variasi litologi, zona alterasi, jenis mineral-mineral bijih, serta tipe endapan emas. Metode yang digunakan yakni pemetaan geologi, alterasi, serta analisis laboratorium melliputi analisis petrografi, mineragrafi, serta kandungan geokimia. Berdasarkan hasil pemetaan geologi, diperoleh tiga satuan batuan dari tua ke muda yakni Satuan Tuf, Satuan Breksi Polimik Matriks Supported Teralterasi Silika, serta Breksi Polimik Clast Rounded Matriks Supported. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian meliputi data kekar. Zona alterasi yang berkembang pada daerah penelitian dibagi menjadi 3 berdasarkan himpunan mineral alterasi yakni Zona Montmorilonit – Ilit, Zona Dikit – Alunit – Kuarsa ± Kaolinit, serta Zona Silika Alunit. Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa terdapat kehadiran minieralisasi sulfida yakni pirit yang dapat diamati pada zona alterasi montmorilonit – ilit hingga zona silika – alunit. Mineral sulfida lainnya sulit untuk diamati oleh karena telah mengalami oksidasi membentuk mineral oksida yakni hematit, gutit, serta jarosit yang bersifat indigenous maupun exotic. Hasil analisis mineragrafi menunjukkan bahwa mineral hematit yang teroksidasi merupakan mineral sulfida kompleks yakni tenantit. Pirit juga hadir pada analisis mineragrafi. Berdasarkan zonasi kadar Au dapat diperoleh bahwa kadar Au yang tinggi cenderung berada pada zona alterasi dikit – alunit – kuarsa ± kaolinit, serta zona silika alunit dengan kadar nilai ambang batas 0.2 ppm. Tipe endapan bijih yang berada pada daerah penelitian merupakan tipe endapan epitermal sulfida tinggi. Hasil ini diperoleh dengan membandingkan faktor – faktor pada penelitian terdahulu menurut Sillitoe dan Hedenquist (2003) yakni tipe batuan vulkanik, mineral alterasi, karakteristik silika, keterdapatan karbonat, serta unsur logam mayor.