KARAKTERISTIK BATUBARA FORMASI PURUKCAHU BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI UNTUK MENENTUKAN FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN, DI DAERAH MURUNG RAYA, KALIMANTAN TENGAH
| Main Author: | Rahim, Fadli Abdul |
|---|---|
| Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
| Bahasa: | ind |
| Terbitan: |
, 2018
|
| Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38851 |
Daftar Isi:
- SARI Formasi Purukcahu di daerah Murung Raya, Kalimantan Tengah termasuk ke dalam Cekungan Barito. Formasi Purukcahu berumur Oligosen-Miosen Awal dan tersusun atas batulempung, batulanau dan lapisan batubara, serta batupasir. Sampel batubara yang diambil dari singkapan lapisan batubara dianalisis secara makroskopis untuk mengetahui jenis litotipe dan secara mikroskopis untuk mendeterminasi komposisi kandungan maseral dan bahan mineral, serta reflektasnsi vitrinit. Hasil analisis ini selanjutnya digunakan untuk menafsirkan fasies dan lingkungan pengendapan lapisan batubara. Lapisan batubara di daerah ini didominasi oleh litotipe Dull Banded (DB) - Banded (BD) dan sangat jarang Bright-Banded (BB) dan Bright (B) dengan ketebalan antara 50 - 200 cm. Secara petrografis, batubara ini tersusun oleh kelompok maseral vitrinit (82,6% - 96,4%), liptinit (0,4% - 5%), dan inertinit (0% - 12,6%), serta bahan mineral (0,6% - 6,6%). Nilai reflektansi vitrinit rata-rata berkisar antara 0,38% - 0,52%. Diagram mikrofasies Vitrinit-Inertinit-Liptinit menunjukan bahwa batubara termasuk ke dalam mikrofasies vitrinit. Diagram segitiga fasies Telokolinit (T), fusinit+semifuisnit (F), inertodetrinit + sporinit + alginit + vitrinit B (D) yang dikenal sebagai diagram TFD, menunjukkan bahwa batubara ini terendapkan dalam fasies limnik sampai limnotelmatik. Sementara itu, berdasarkan diagram GI (Gelification index) versus TPI (Tissue Preservation Index), batubara tersebut diendapkan pada lingkungan marsh hingga fen pada lower delta plain. Berdarkan diagram fasies GWI (Groundwater Index) versus VI (Vegetation Index), batubara ini terendapkan pada fasies limnik pada kondisi hidrologi mesotrofis dengan vegetasi utama pembentuk batubara dari jenis tetumbuhan tingkat rendah (herbaceous) dan sedikit tetumbuhan berpohon tinggi. ABSTRACT The Purukcahu Formation distributed in Murung Raya area, Central Kalimantan, is situated in the Barito Basin. The Oligosen – Early Miosen Purukcahu Formation consists of claystone, siltstone, coal seams, and sandstone. Coal samples collected from fresh outcrop had been analyzed macroscopically to determine coal lithotype and microscopically to determine their maceral and mineral matter as well as vitrinite reflectance. The coal characteristics and depositional environments were interpreted by using analysis results. The lithotype of coal seams dominated by Dull Banded – Banded and a little Bright Banded and Bright. Petrographically, the coal seams are composed of maceral groups of vitrinite (82,6% - 96,4%), liptinite (0,4% - 5%), and inertinite (0% - 12,6%), and mineral matter (0,6% - 6,6%). The average of vitrinite reflectance value ranges from 0,38% - 0,52%. The microfacies diagram (Vitrinite-Inertinite-Liptinite) shows that the coal seams are vitrinite microfacies. A triangle diagram of facies telocollinite (T), fusinite + semifusinite (F), inertodetrinite + sporinite + alginite + Vitrinite B (D) called as TFD diagram shows that the coal seams were deposited in limnic to limno-telmatik facies. The facies diagram GI (Gelification index) versus TPI (Tissue Preservation Index) shows that the coal seams were deposited in marsh to fen in a lower delta plain environment. The facies diagram GWI (Groundwater Index) versus VI (Vegetation Index) indicates that the coal seams were deposited in limnic facies with mesotrophic hydrological conditions, and the main vegetation that formed the coal seam was herbaceous plants with a few high plants.