EVALUASI RESERVOIR RESISTIVITAS RENDAH PADA LAPANGAN MF FORMASI TALANG AKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
Main Author: | Fadly, Muhammad |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38813 |
Daftar Isi:
- Harga minyak yang rendah di seluruh dunia memicu banyak perusahan untuk melakukan re-eksplorasi kembali sumur-sumur minyak dan gas bumi yang sudah tua. Untuk itu, penelitian terhadap sumur-sumur produksi lama seperti pada lapangan “MF” sangat penting dilakukan mengingat reservoir resistivitas rendah belum dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik litofasies dan elektrofasies, persebaran, karakteristik petrofisika, dan faktor yang memengaruhi terbentuknya reservoir resistivitas rendah di wilayah penelitian. Metode pembagian fasies formasi pada wilayah penelitian didasarkan pada data batuan inti dan cutting. Setidaknya ada enam (6) Litofasies yang ada di setiap sumur dengan penyebaran yang menebal ke arah utara dari arah selatan yang juga mewakili arah pengendapan. Litofasies tersebut adalah: Batupasir sangat halus hingga batulanau dan batuserpih terinterkalasi (Fasies F) dengan pola gamma ray symmetrical trendm, Serpih organik (Fasies E) dengan pola gamma ray funnel trend, Batupasir halus dengan sedikit endapan lumpur (Fasies D) dengan pola gamma ray bell trend, Batupasir sangat halus dengan burrowing tinggi (Fasies C) dengan pola gamma ray bell trend, Batuserpih lanauan (Fasies B) dengan pola gamma ray bell trend, Batulanau gampingan (Fasies A) dengan pola gamma ray bell trend. Hasil analisis petrofisika menunjukkan bahwa Fasies Batupasir Sangat Halus dengan Burrowing Tinggi (C) dan Fasies Batupasir Halus dengan Sedikit Endapan Lumpur (D) memiliki potensi hidrokarbon meskipun memiliki nilai saturasi air yang sangat besar dan resistivitas yang sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi keterbentukan reservoir jenis ini adalah keterdapatan lempung terdispersi, burrowing yang terisi mineral pirit, air formasi bersalinitas tinggi, dan mikroporositas hingga 4%.