Sistem Penguatan Terowongan Bawah Tanah Berdasarkan Metode Q- System Pada Tambang Bawah Tanah Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Pt Aneka Tambang (Persero) Tbk

Main Author: Alisah
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38775
Daftar Isi:
  • Seiring dengan perkembangan bidang pertambangan bawah tanah, kemanan kegiatan penambangan pun terus berkembang dan mengalami modifikasi dari tahun ke tahun agar dapat diterapkan pada suatu daerah tambang sesuai dengan kondisi geologi dan teknik penambangannya. Lokasi penelitian yang memiliki potensi zona lemah yang cukup tinggi mengakibatkan tingkat kecenderungan untuk terjadinya kecelakaan meningkat sehingga diperlukan suatu sistem penyanggaan terowongan berdasarkan kelas mass batuannya masing masing. Metode Q-System merupakan metode klasifikasi massa batuan yang sangat tepat mengingat metode ini sangat memperhitungkan zona lemah sebagai faktor pengurang SRF. Metode penelitian yang digunakan adalah metode empiris dengan pengumpulan data parameter-parameter dalam klasifikasi geomekanik sistem klasifikasi NGI (Norwegian Geotechnical Institute) atau Q-System. Untuk mendapatkan nilai klasifikasi tersebut diperlukan pengambilan data lapangan seperti kondisi diskontinuitas, pengaruh alterasi, dan kondisi air pada lokasi penelitian. Untuk megetahui kekuatan massa batuan diperlukan uji laboratorium berupa uji Point Load yang nilainya perlu dikonversi menjadi nilai kuat tekan UCS. Setelah ditentukan kelas massa batuannya, maka penyanggaan yang akan direkomendasikan dapat ditentukan. Adapun tipe penyanggaan yang akan direkomendasikan adalah kombinasi antara rockbolt, shotcrete, dan H-Beam. Pada hasil penelitian diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik fisik geologi, struktur geologi, karakteristik geomekanik massa batuan, dan rekomendasi sistem penyanggaan massa batuan yang disarankan klasifikasi massa batuan Q-System. Batuan pada lokasi Ciurug memiliki karakteristik massa batuan yang lebih buruk dibandingkan dengan pada lokasi Ciguha sehingga dibutuhkan penyanggaan yang lebih mampu menahan beban yang lebih besar.