EVALUASI KESTABILAN LERENG BERDASARKAN ZONASI AKTIVITAS TANAH LEMPUNG DI DAERAH CIKOPOMAYAK, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR

Main Author: Alifahmi
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38689
Daftar Isi:
  • Kecamatan Jasinga merupakan wilayah yang akan dikembangkan oleh pemerintah terutama pada segi infrastruktur. Berdasarkan pemetaan geologi teknik yang telah dilakukan daerah penelitian memiliki jenis tanah lempung berplastisitas tinggi (CH) dan lanau berplastisitas tinggi (MH) menurut klasifikasi USCS (Unified Soil Clasification System). Kondisi tanah dengan plastisitas tinggi merupakan kondisi dimana tanah dapat merubah bentuk dengan mudah akibat adanya pengaruh kenaikan kandungan air. Berdasarkan korelasi tiga titik lokasi data bor di daerah penelitian didapat urutan lapisan dari atas kebawah adalah : Tanah, batulanau, batulempung dan batupasir. Korelasi tersebut dilakukan dalam formasi geologi yang sama yakni formasi Bojongmanik berdasarkan peta geologi regional lembar Serang yang dibuat oleh Rusmana dkk, 1991. Korelasi titik bor tersebut akan menjadi acuan untuk memperkirakan kedalaman lapisan yang akan di simulasi. Perhitungan analisis kestabilan lereng dilakukan menggunakan Limit Equilibrium Methode (LEM) dan menggunakan perangkat lunak SLIDE. Perhitungan dilakukan dengan tiga kondisi, yakni kondisi material alami (basic), kondisi penambahan muka air tanah (static) dan kondisi penambahan muka air tanah dan faktor getaran (pseudostatic). Dalam melakukan tahap analisis klasifikasi kemiringan lereng van Zuidam diterapkan sebagai batasan untuk menganalisa kestabilan lereng berdasarkan sudut lereng. Daerah penelitian yang didominasi oleh kelas lereng datar-landai memiliki nilai safety factor >1.25 atau disebut lereng stabil menurut Bowles 1989, dan beberapa lokasi yang memiliki lereng curam . Aktivitas mineral lempung merupakan salah satu faktor yang mengatur kestabilan lereng, dimana tanah lempung memiliki sifat dapat menyusut dan mengembang bergantung pada kadar air. Berdasarkan nilai aktivitas lempung yang diperoleh pada daerah penelitian dengan membandingkan nilai indeks plastisitas terhadap presentase kandungan lempung didapat pada lapisan bagian atas tanah (kedalaman 0.5-1m) memiliki nilai aktivitas lempung yang tinggi (>125) dengan jenis lempung Montmorilonite dan lapisan tanah bagian bawah (kedalaman 2-4m) memiliki nilai aktivitas lempung rendah (<0.75) dengan jenis mineral kaolinite hingga aktivitas lempung normal (0.75-1.25) dengan jenis mineral illite. Meskipun nilai FS pada daerah penelitian lebih besar dari angka stabil yang dinyatakan oleh Bowles, yaitu diatas 1.25, bahaya longsor masih memungkinkan terjadi pada saat tanah berada dalam kondisi basah, hal ini dikarenakan kandungan air dalam lempung meningkat memicu kenaikan aktivitas lempung sehingga menyebabkan kenaikan volume pada lempung. Pada peristiwa tersebut kondisi lereng akan mengalami ketidak stabilan sehingga pergerakan massa tanah terjadi untuk mencapai titik setimbang lereng tersebut.