KONFIGURASI BATUAN DASAR DI SELAT SUNDA BERDASARKAN DATA GAYABERAT
Main Author: | Gp, Aliuddin Achmad |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38565 |
Daftar Isi:
- Selat Sunda terletak diantara dua pulau besar di Indonesia yaitu Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Selat Sunda merupakan kunci geodinamik dari tektonik Indonesia bagian barat karena daerah ini berdekatan dengan pertemuan Lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah Lempeng Eurasia. Selat Sunda ini menandai daerah transisi dari Sumatra dan Jawa yang merupakan daerah konvergen busur kepulauan Sunda. Daerah transisi ini ditandai dengan hampir penujaman tegak (frontal subduction) dari lempeng samudera Indo-Australia di selatan Pulau Jawa berubah menjadi penujaman miring (oblique subduction) di Barat Daya Sumatra (Hamilton, 1979). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa data, dengan data primer berupa data free air gravity dan dibantu oleh data lain yang tersedia berupa data batimetri, data hypocenter, data seismik refraksi di Barat Daya Jawa dan literatur yang mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini, penulis mencoba memodelkan lima lintasan anomali gayaberat, lintasan pertama berada di daerah Barat Daya Jawa; lintasan kedua berada di daerah Selat Sunda dan Barat Daya Jawa; lintasan ketiga berada di daerah Selat Sunda; lintasan keempat berada di daerah Barat Daya Sumatra dan Selat Sunda; dan lintasan kelima berada daerah di Barat Daya Sumatra. Pemodelan dari lima lintasan ini dilakukan untuk mengetahui konfigurasi batuan dasar dari Selat Sunda. Pembentukan Selat Sunda dipengaruhi oleh pertemuan lempeng India dengan lempeng Eurasia yang mengakibatkan energi keluar dari daerah tumbukan (escape tectonics) berupa pergeseran daratan daerah dataran Asia Timur bergerak ke arah timur dan daerah Sundaland bergerak ke arah tenggara. Energi ini dicerminkan dengan adanya sesar – sesar besar yang pada daerah Sundaland sesar besar ini diwakili oleh Sesar Sumatra yang memiliki pergerakan menganan akibat pergerakan Sundaland ke arah tenggara dengan arah sesar barat laut – tengggara. Selain itu pembentukan Selat Sunda dipengaruhi juga oleh tumbukan Lempeng Indo – Australia dengna Lempeng Eurasia yang menyebabkan pergerakan searah jarum jam sebesar 20⁰ dari Pulau Sumatra. Hal – hal tersebut mengakibatkan adanya rezim bukaan di daerah Selat Sunda.