Geologi Daerah Cilimusari dan Sekitarnya, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Main Author: | P, Damara Mahardhika |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38547 |
Daftar Isi:
- Daerah penelitian secara administratif termasuk ke Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 108° 32’ 56.8104" BT sampai 108° 37’ 56.8128" BT dan 7° 4’ 8.6304" LS sampai 7° 9’ 8.6292". Sebagian besar dari daerah penelitian berupa perbukitan yang didominasi oleh batuan sedimen yang telah mengalami deformasi dan mengalami perlipatan dan penyesaran. Berdasarkan aspek fisiografinya, daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Bogor bagian timur. Geomorfologi daerah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga satuan; yaitu satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi perbukitan curam struktural, satuan geomorfologi perbukitan agak curam struktural, dan satuan geomorfologi perbukitan curam vulkanik. Berdasarkan aspek litostratigrafinya, daerah penelitian ini terbagi menjadi empat satuan batuan dan satu endapan aluvium, dengan urutan dari yang berumur paling tua sampai berumur paling muda yaitu satuan batulempung (Tmbl), satuan batupasir abu-abu terang (Tmbpt), satuan batupasir abu-abu gelap (Tmpbpt), dan satuan breksi vulkanik (Tmpbv). Dilihat dari hasil penafsiran data DEM dan Landsat, pola kelurusan sungai, dan data lapangan, dapat diketahui struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu kekar, lipatan dan sesar, dimana terdapat sesar Sesar Naik Cipakem, Sesar Naik Situgede, Sesar Mendatar Cisrigading, dan Sesar Mendatar Cilebakherang. Sejarah Geologi dimulai pada kala Miosen Tengah dimana terjadi proses sedimentasi yang menghasilkan satuan batulempung (Tmbl), lalu pada kala Miosen Tengah – Pliosen diendapkan satuan batupasir abu-abu terang (Tmbpt), satuan batupasir abu-abu gelap (Tmpbpg) dan satuan breksi vulkanik (Tmpbv). Kemudian pada periode Pliosen-Plistosen terjadi peningkatan aktivitas tektonik yang menyebabkan adanya lipatan serta menghasilkan sesar berupa Sesar Naik Cipaken dan Sesar Naik Situgede. Setelah itu terjadi Sesar Mendatar Cisrigading dan Sesar Mendatar Cilebakherang. Proses erosi pada daerah penelitian membentuk relief seperti saat ini. Potensi sumberdaya geologi dimanfaatkan oleh penduduk di daerah penelitian yaitu bahan galian golongan C berupa pasir. Sedangkan potensi kebencanaan yang mungkin terjadi di daerah penelitian adalah longsor.