Geologi dan Alterasi Daerah Wangonjaya Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

Main Author: Tanssa, Reqy Tradyla
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38424
Daftar Isi:
  • Daerah penelitian terletak pada Daerah Wangonjaya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Luas daerah penelitian kurang lebih 1 x 1,5 km2. Daerah penelitian merupakan kawasan Eksplorasi Emas PT. Aneka Tambang Tbk. Secara geografis daerah penelitian terletak diantara garis bujur 107 39’ BT sampai 107 40’ BT dan 7 24’ LS sampai 7 25’ LS. Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian serta untuk mengetahui hubungan dan jenis ubahan hidrotermal daerah penelitian. Geomorfologi darah penelitian dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu Satuan Perbukitan Intrusi Curam dan Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam. Urutan litostratigrafi daerah Wangonjaya terbagi atas tiga satuan batuan, yaitu: Satuan Batuan Tuf (Tpt), Satuan Lava Andesit (Tpla) serta Satuan Dasit (Qd). Struktur geologi daerah Wangonjaya adalah Sesar Mendatar Sinistral Rari. Geologi sejarah daerah penelitian berawal dari aktifitas tektonik pada Zaman Tersier yang menyebabkan kegiatan gunungapi meningkat sehingga terendapkan satuan Tuf (Tpt) pada Kala Pliosen yang diakhiri dengan pengendapan Lava Andesit (Tpla) pada Kala Plistosen. Aktifitas tektonik kembali meningkat pada Zaman Kuarter menyebabkan terjadinya Sesar Mendatar Sinistral Rari. Pada zona sesar ini, larutan magmatik keluar melalui celah sehingga terbentuk Intrusi Dasit (Qd). Larutan hidrotermal yang keluar melalui zona hancuran bercampur dengan larutan meteorik yang kemudian menyebabkan batuan pada daerah penelitian mengalami ubahan. Hasil pengamatan serta pengambilan data di lapangan, selanjutnya dilakukan analisis petrografi, mineragrafi, beserta XRD (X-Ray Diffraction) dan PIMA (Portable Infrared Mineral Analyzer) didapat beberapa jenis mineral lempung yang menandakan adanya ubahan hidrotermal batuan yang mengacu pada klasifikasi Leach (dalam Corbett dan Leach, 1996). Zona ubahan dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu : Zona Alterasi Silika, Zona Alterasi Kaolinit-Montmorilonit dan Zona Alterasi Klorit-Karbonat. Aspek geologi pada daerah penelitian memiliki peranan penting dalam faktor terbentuknya mineral primer yang berubah menjadi mineral sekunder yang disebut sebagai alterasi. Aspek geologi tersebut diantaranya adalah struktur geologi dan litologi batuan pada daerah penelitian.