AKTIVITAS IN VITRO EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP BAKTERI Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Main Author: W, Myra Vania
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/38158
Daftar Isi:
  • Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang banyak terjadi di rumah sakit. Bakteri Methycillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu penyebabnya. Tingkat resistensi MRSA terhadap metisilin di Asia Tenggara sukup tinggi. Antibiotik lini kedua untuk pengobatan infeksi MRSA adalah vankomisin dan teicoplanin. Namun, efek samping dari antibiotik lini kedua ini cukup besar. Rambutan merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis. Berbagai penelitian menunjukkan adanya aktivitas kulit buah rambutan sebagai antibakteri, namun belum diuji lebih jauh terhadap bakteri MRSA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, nilai konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan bunuh minimum (KBM). Metode yang digunakan adalah metode difusi agar untuk menguji aktivitas dan menentukan nilai KHTM serta KBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah rambutan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri MRSA. Nilai KHTM dan KBM berada pada rentang yang sama. Nilai banding konsentrasi antibiotik tetrasiklin dan ekstrak kulit buah rambutan dapat ditentukan, dan menunjukkan bahwa antibiotik tetrasiklin masih lebih kuat aktivitasnya terhadap bakteri MRSA dibandingkan ekstrak kulit buah rambutan. Berdasarkan pemisahan senyawa dengan kromatografi lapis tipis, diketahui ekstrak mengandung senyawa polifenol dan flavonoid.