Kajian Produksi Arabitol Menggunakan Khamir (Debaryomyces hansenii) dengan Gliserol Hasil SampingBiodiesel dari Kemiri Sunan (Reutalis trisperma)

Main Author: Lukytasari, Poppy
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/37515
Daftar Isi:
  • Gliserol merupakan produk sampingan utama yang dihasilkan dari produksi biodiesel, yaitu sekitar 1 kg gliserol untuk setiap 9 kg biodiesel yang dihasilkan. Salah satu metode untuk memanfaatkan kelebihan gliserol by-produk biodiesel dari kemiri sunan yaitu dengan menjadikan substrat fermentasi untuk pembuatan arabitol. Kemiri sunan banyak ditemukan di Indonesia, rendemen biodiesel dapat mencapai 88% dari minyak kasar dengan hasil samping berupa gliserol. Keunggulan dari kemiri sunan sebagai bahan baku biodiesel adalah kemiri sunan mengandung racun yang menyebabkan tidak dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Sehingga, apabila digunakan sebagai bahan baku biodiesel tidak akan terjadi persaingan bahan bakar terhadap bahan pangan.Arabitol tersusun oleh 5 karbon gula alkohol polihidrat dan merupakan enantiomer dari xilitol dengan kalori sebesar 0,2 kal/g setara dengan tingkat kemanisan sukrosa, tapi tidak merusak gigi. Khamir osmofilik dapat menghasilkan poliol saat berada pada lingkungan yang memiliki tekanan tinggi dan arabitol adalah poliol yang dapat mencegah degradasi khamir. Tujuan penelitian ini adalah menentukan variasi penambahan substrat gliserol dalam menghasilkan nilai konsentrasi gliserol terbaik dalam menghasilkan yield arabitol. Debaryomyces hansenii ITB CC R85 dipilih untuk memproduksi arabitol dari substrat gliserol. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental yang dianalisis secara deskriptif dengan dua kali ulangan. Variasi pada penelitian ini adalah rasio antara konsentrasi substrat gliserol dengan medium fermentasi yang ditambahkan pada 125 m/L volume kerja, diantaranya adalah Perlakuan A (6,25 : 102) gliserol kasar, Perlakuan B (6,25 : 102) gliserol murni, Perlakuan C (12,5 : 96) gliserol kasar, Perlakuan D (24 : 84) gliserol kasar, dan Perlakuan E (18 : 90) gliserol kasar. Hasil percobaan menunjukkan khamir D. hansenii ITB CC R85 mengakumulasi pembentukan arabitol selama fase stasioner yaitu pada jam ke-120. Kondisi optimum pembentukan arabitol pada temperatur 30oC, kecepatan pengadukan 150 rpm, pH kisaran 4-5. Fermentasi terbaik yaitu pada perlakuan C dengan laju pertumbuhan spesifik (μ) sebesar 0,0608 jam-1, konsentrasi arabitol sebesar 0,2307 g/L, nilai yield arabitol terhadap gliserol (Yp/s) sebesar 0,0041 g/g, nilai yield biomassa terhadap substrat (Yx/s) sebesar 0,3214 g/g. Kata Kunci : arabitol,biodiesel, gliserol kasar, kemiri sunan