KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI KECAMATAN PANGANDARAN TERHADAP BENCANA TSUNAMI
Main Author: | Fadliawati, Kirana |
---|---|
Format: | bachelorthesis doc-type Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Online Access: |
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/36013 |
Daftar Isi:
- Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu wilayah yang berisiko tinggi terjadi tsunami dan pernah mengalami bencana tsunami. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam meminimalisir dampak bencana tsunami yang dapat terjadi kapan saja, sehingga perlu adanya evaluasi terkait upaya yang dilakukan pemerintah. Menanggapi hal tersebut, diperlukan tingginya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan masyarakat pesisir pantai terhadap bencana tsunami. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif dengan populasi 2.926 KK yang termasuk ke dalam 9 RW. Jumlah sampel yang diambil 165 KK di RW 002 Desa Pangandaran. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling untuk penentuan lokasi serta proportionate random sampling untuk menentukan responden. kesiapsiagaan masyarakat diukur menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari framework kesiapsiagaan LIPI-UNESCO/ISDR dengan hasil uji reliabilitas sebesar 0,8421. Hasil penelitian menunjukkan kesiapsiagaan masyarakat berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 68,73%. Pada parameter pengetahuan bencana tsunami, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, termasuk kedalam kategori sedang. Namun pada parameter mobilisasi sumber daya, kesiapsiagaan terdistribusi ke dalam kategori rendah dengan persentase 40,6%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat mempunyai kesiapsiagaan sedang dalam menghadapi tsunami. Walaupun demikian, upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan terutama pada parameter mobilisasi sumber daya agar masyarakat lebih aktif berpartisipasi dalam pelatihan/simulasi bencana tsunami guna meningkatkan kesiapsiagaan yang dapat dilaksanakan secara teratur/terjadwal dan menjadi pembiasaan bagi masyarakat di desa Pangandaran yang merupakan wilayah paling terdampak tsnuami