persepsi dan self efficacy terhadap perilaku pencegahan pada pasien yang mengalami kekambuhan tuberkulosis paru di Kabupaten Garut

Main Author: Fadilah, Dea Umi
Format: bachelorthesis doc-type Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Online Access: http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/35832
Daftar Isi:
  • Tuberkulosis (TB) paru kambuh dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu pengetahuan, ketidakpatuhan minum obat, status gizi yang kurang, kebiasaan merokok. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam melaksanakan perilaku pencegahan agar pasien tidak mengalami dampak dari kekambuhan tuberkulosis yaitu TB-MDR. Oleh karena itu, persepsi perilaku pencegahan perlu dikaji pada pasien yang mengalami kekambuhan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan self efficacy terhadap perilaku pencegahan pada pasien yang mengalami kekambuhan tuberculosis paru di Kabupaten Garut. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah pasien tuberculosis paru kambuh yang sedang mendapatkan pengobatan TB. Teknik pengambilan sampel yang digunakanyaitu total populasi sebanyak 60 pasien. Persepsi perilaku pencegahan terdiri dari lima domain persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi hambatan, manfaat yang dirasakan, self efficacy. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diukur uji konten validas dan reliabilitasnya dengan hasil alpa cronbach 0,745. Hasil penelitian menunjukan bahwa 60 responden memiliki persepsi perilaku pencegahan negatif (70,0%). Persepsi perilaku pencegahan terdiri dari lima domain:1) persepsi kerentanan negatif (80,0%), 2) persepsi keparahan negatif (75,0%), 3) hambatan yang dirasakan positif (88,3%) 4) manfaat yang dirasakan positif (85,0%) 5) keyakinan diri yang positif (80,0%). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu, pendidikan, pengetahuan, usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan status kesehatan sebelumnya yang menyebabkan persepsi perilaku pencegahan negatif. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan hasil responden masih kurang dalam pencegahan kekambuhan tuberkulosis. Hal ini terjadi karena sebagian responden memiliki persepsi negatif. Disarankan agar perawat Puskesmas dapat memberikan informasi mengenai persepsi perilaku pencegahan agar pasien tidak mengalami TB-MDR.